Eternal Adventure : The Forgotten Journey Of The Elves

farjana aranaz
Chapter #13

Pertengkaran Antara Alaric dan Zanuba

Malam itu, setelah kejadian dengan bandit di desa, suasana tampak lebih tenang. Penduduk desa telah mengucapkan terima kasih yang tak terhitung kepada Alaric dan Zanuba, meskipun sebagian besar rasa terima kasih itu ditujukan kepada golem yang, meskipun ceroboh, berhasil membantu melumpuhkan bandit.

Alaric dan Zanuba diberikan sebuah kamar kecil di rumah kepala desa untuk bermalam.

Rumahnya sederhana, dengan dinding kayu yang berderak setiap kali angin malam bertiup kencang. Di tengah kamar, terdapat dua tempat tidur yang dipisahkan oleh meja kecil dengan lilin yang menyala terang

Zanuba duduk di tempat tidurnya, diam sambil menatap lantai. Wajahnya menunjukkan sesuatu yang telah lama dipendam, tapi kali ini tidak bisa lagi ia abaikan.

Alaric, yang baru saja selesai menyesuaikan bantalnya dengan gerakan berlebihan, menyadari keheningan yang tiba-tiba itu. "Kau terlihat seperti ada sesuatu yang ingin kau katakan, 


Zanuba," katanya sambil membaringkan tubuhnya, tetapi tetap menjaga tatapannya ke arah gadis itu. "Apakah aku melakukan sesuatu yang bodoh lagi? Jangan khawatir, ini hal biasa."

Zanuba tidak tertawa, dan itu membuat Alaric sedikit gugup. Dia tidak terbiasa melihat Zanuba tanpa ekspresi dinginnya, apalagi diam seperti ini.

"Aku ingin bicara serius, Alaric," kata Zanuba akhirnya, suaranya rendah tapi tegas. "Tentang masa depan."

Alaric, yang tadinya hendak memejamkan mata, segera bangkit dan duduk di tempat tidurnya dengan lebih serius. "Baiklah, aku mendengarkan. Serius? Ini baru pertama kali bagimu, Zanuba."

Zanuba menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan. "Aku... butuh bantuanmu, Alaric. Aku harus merebut kembali tahtaku dan menyelamatkan kerajaanku. Kakakku, Reeve, telah mengirim pembunuh untuk mencariku. Kerajaan Gama sedang berada di bawah ancaman besar, dan hanya aku yang bisa menghentikannya. Tapi aku tidak bisa melakukannya sendirian. Aku butuh bantuanmu."

Alaric terdiam sejenak. Wajahnya yang biasanya santai berubah sedikit serius, tapi dia tetap terlihat tidak terlalu nyaman. "Zanuba... Aku mengerti kau punya masalah besar. Tapi aku bukan orang yang tertarik pada urusan politik atau perebutan tahta. Itu terlalu rumit dan penuh dengan... tanggung jawab yang menyebalkan."

"Bagaimana bisa kau mengatakan itu?" Zanuba mulai naik darah, suaranya kini lebih keras. 

"Kau kuat! Kau bisa membantuku, menyelamatkan kerajaan, menghentikan kekejaman kakakku! Tapi kau lebih memilih untuk berpetualang bebas dan bermain-main?!"

Lihat selengkapnya