Eternal Adventure : The Forgotten Journey Of The Elves

farjana aranaz
Chapter #14

Serangan Makhluk Raksasa di Hutan

Pagi hari di desa tempat mereka bermalam berjalan dengan damai. Setelah malam penuh emosi dan pertengkaran, Alaric dan Zanuba memutuskan untuk meninggalkan desa lebih awal, melanjutkan perjalanan mereka menuju Direwitch. Meskipun Zanuba masih sedikit murung setelah peristiwa malam sebelumnya, suasana di antara mereka mulai pulih. Alaric, dengan gaya konyolnya, selalu berhasil menghidupkan kembali percakapan ringan di antara mereka, meskipun kadang-kadang dengan lelucon yang kurang tepat waktu.

Setelah beberapa jam berjalan, mereka tiba di sebuah hutan besar yang tampak sunyi. Pepohonan menjulang tinggi dengan dedaunan lebat yang hampir menutupi langit, memberikan kesan seram dan misterius pada tempat itu. Alaric, yang biasanya suka bercanda, kali ini sedikit lebih waspada. Hutan ini memang dikenal berbahaya, dan bukan hanya karena bandit.

"Jadi, apa kau yakin kita akan melewati ini tanpa masalah?" tanya Zanuba, yang mulai merasakan hawa aneh di sekitar mereka.

"Yakin sekali! Kita punya aku, dan tentu saja kau," jawab Alaric dengan senyum lebar. "Apa yang bisa salah?"

Tepat ketika Alaric mengucapkan kata-kata itu, tanah di bawah kaki mereka mulai bergetar hebat. Suara gemuruh terdengar dari arah depan, seperti sesuatu yang besar sedang mendekat. 

Zanuba menoleh ke arah Alaric dengan tatapan datar. "Kau benar-benar punya bakat untuk menarik masalah, Alaric."

"Aku lebih suka menyebutnya 'bakat untuk petualangan yang mendebarkan'," jawab Alaric, meskipun jelas dia tahu bahwa mereka sedang berada dalam masalah.

Tiba-tiba, dari balik pepohonan, muncullah sesosok makhluk raksasa dengan tubuh berbulu tebal dan wajah mengerikan. Makhluk itu tampak seperti gabungan antara beruang dan serigala, dengan taring panjang yang keluar dari mulutnya. Tingginya sekitar dua kali lipat dari pohon-pohon di sekitar mereka, dan setiap langkahnya membuat tanah bergetar.

Zanuba mundur beberapa langkah, mencoba menenangkan dirinya. "Itu... terlalu besar untuk disebut 'masalah kecil', Alaric."

"Yah, setidaknya tidak sebesar gunung. Jadi, ini masih kategori 'masalah sedang'," jawab Alaric sambil menarik napas panjang. "Baiklah, biarkan aku menangani ini. Tenang saja."

Alaric, dengan gaya santainya, mengangkat tangannya dan mulai mengucapkan mantra sederhana. Namun, kali ini, dia memperhatikan sesuatu yang berbeda. Alih-alih langsung mengeluarkan kekuatan penuhnya, Alaric hanya menggunakan sihir dasar—angin kecil yang nyaris tidak mampu menggerakkan bulu makhluk itu.

Makhluk raksasa itu berhenti sejenak, bingung melihat adanya tiupan angin sepoi-sepoi di tengah pertempuran. Lalu, dengan raungan keras, ia kembali menyerang dengan cakarnya yang besar, hampir mengenai Alaric.

Zanuba yang melihat hal itu segera berteriak, "Alaric! Kau mau mati atau bagaimana?!"

Alaric menghindar dengan lompatan kecil dan berputar balik ke arah Zanuba. "Tenang, tenang. Aku sedang mencoba sesuatu di sini."

Lihat selengkapnya