Eternal Adventure : The Forgotten Journey Of The Elves

farjana aranaz
Chapter #15

Kota Terbengkalai

Langit mulai memudar menjadi warna jingga keemasan ketika Alaric dan Zanuba akhirnya tiba di sebuah kota yang tampak terlantar di tengah hutan lebat. Bangunan-bangunan yang dulu megah kini hanya tersisa reruntuhan yang usang, dipenuhi oleh tanaman liar yang merayap di dinding-dinding yang retak. Suasana kota itu sangat sunyi, bahkan suara burung pun tidak terdengar, hanya bisikan angin yang lembut membawa hawa misterius.

Zanuba memandang sekeliling dengan hati-hati, merasa tidak nyaman. "Alaric... Kau yakin ini kota yang benar?"

Alaric mengangkat bahu santai, seperti biasanya. "Yah, kalau kita salah jalan, setidaknya kita dapat pemandangan yang... menarik." Dia melirik ke arah reruntuhan di depan mereka, senyum kecil muncul di bibirnya.

Namun, Zanuba tidak bisa berbagi keceriaan itu. Ada sesuatu yang aneh dari kota ini. Udara terasa berat, dan setiap langkah mereka seolah-olah diawasi. Bayangan dari reruntuhan tampak bergerak, seperti sosok-sosok tak kasatmata yang mengintai dari balik bangunan.

"Tunggu..." Zanuba berhenti di tengah langkahnya, matanya menyipit. "Apa itu?"

Di kejauhan, di antara bayangan-bayangan gelap yang menutupi jalan, muncul sosok yang samar-samar. Bentuknya tidak jelas, hanya seperti bayangan yang melayang. Lalu tiba-tiba, satu sosok berubah menjadi banyak. Mereka bergerak dengan gerakan yang aneh, hampir seperti melayang, mendekati Alaric dan Zanuba dengan cepat.

Zanuba mundur dengan cepat, wajahnya memucat. "Apa... apa mereka?"

"Ah, ini baru menarik!" Alaric berseru penuh semangat, seolah-olah dia baru saja menemukan mainan baru. "Sepertinya ini kota dihuni oleh—"

"HANTU?!" Zanuba memotong dengan panik, matanya melebar. "Kau tidak bilang kita akan melawan hantu!"

Alaric tertawa keras, suaranya bergema di tengah kesunyian kota. "Hantu? Mereka hanya bayangan, Zanuba. Hantu itu terlalu berlebihan." Namun, sebelum dia bisa menyelesaikan kalimatnya, salah satu bayangan melesat cepat ke arahnya, melintas tepat di depannya dan membuatnya terkejut.

Zanuba memekik, lalu menatap Alaric dengan marah. "Kau lihat? Mereka bahkan membuatmu kaget!"

Alaric mengusap dadanya, berusaha untuk tetap terlihat tenang meski jelas dia juga terkejut. 

"Baiklah, mungkin sedikit lebih menakutkan dari yang kukira." Dia menarik tongkat sihirnya, mencoba terlihat serius. Namun, bibirnya tetap membentuk senyum iseng, seperti dia sedang menikmati suasana seram ini.

Bayangan-bayangan itu mulai bergerak semakin dekat, melingkari mereka dengan gerakan melingkar yang lambat. Zanuba mundur ke belakang Alaric, tangannya gemetar. Dia jelas-jelas ketakutan. "Mereka tidak bisa dilukai, kan? Kita... kita akan mati di sini!"

"Jangan dramatis," kata Alaric dengan santai, "Ini hanya masalah kecil yang bisa diselesaikan dengan... sedikit sihir."

Lihat selengkapnya