Eternal Adventure : The Forgotten Journey Of The Elves

farjana aranaz
Chapter #21

Pertemuan dengan Ksatria Tua

Setelah melewati gurun beracun yang hampir merenggut nyawa Zanuba, Alaric dan Zanuba akhirnya tiba di tempat yang lebih ramah, atau setidaknya tampak begitu. Mereka menemukan dataran hijau kecil dengan pepohonan yang jarang tumbuh di sana-sini, sebuah kontras yang tajam dengan gurun berbahaya yang baru saja mereka tinggalkan.

"Yah, ini lebih baik," ujar Alaric sambil meletakkan tongkat sihirnya ke tanah dan menghela napas panjang. "Aku hampir lupa bagaimana rasanya menghirup udara segar. Racun itu tidak terlalu cocok dengan kulit sensitifku."

Zanuba menatapnya dengan lelah, namun ada senyuman tipis di bibirnya. "Kau memang selalu dramatis, Alaric."

"Dramatis? Aku menyebutnya penuh gaya," jawab Alaric sambil tersenyum sombong. "Lagipula, seseorang harus menjaga citra, bukan?"

Mereka berdua tertawa kecil, tetapi sebelum mereka bisa benar-benar beristirahat, sebuah suara berat dan rendah terdengar dari belakang mereka.

"Siapa yang berani memasuki wilayah ini tanpa izin?"

Zanuba dan Alaric berbalik dengan cepat. Di depan mereka berdiri seorang ksatria tua, mengenakan baju zirah yang sudah usang dan tampak berkarat di beberapa bagian. Meskipun rambutnya sudah memutih dan wajahnya dipenuhi kerutan, pria itu masih memancarkan aura kekuatan dan kehormatan. Pedang besar tergantung di punggungnya, meskipun tampak lebih sebagai simbol kebesaran masa lalu daripada senjata yang siap digunakan.

"Aku, Alaric Iceborn, dan ini muridku, Zanuba," jawab Alaric dengan tenang sambil melangkah maju. "Kami tidak bermaksud membuat masalah, hanya mencari informasi."

Ksatria tua itu memicingkan mata. "Alaric Iceborn? Nama itu terdengar familiar... Apakah kau yang dulu dikenal sebagai penyihir dari Perang Raja Iblis?"

Alaric mengangguk. "Benar sekali. Dan siapa kau, ksatria tua?"

"Aku dulu dikenal sebagai Sir Dorian, ksatria dari Kerajaan Helius. Sekarang, aku hanya penjaga tempat ini, mengawasi harta yang tak ternilai yang telah terkubur selama berabad-abad."

Alaric tiba-tiba tersentak mendengar nama Helius. "Helius? Apakah kau berbicara tentang Helius, sang ksatria legendaris?"

Sir Dorian mengangguk pelan. "Benar. Harta karunnya terkubur di sini, dan hanya mereka yang bisa memecahkan teka-teki kuno yang bisa mengetahui lokasinya. Harta yang telah ditinggalkan oleh Helius untuk mereka yang cukup cerdas dan berani."

Mata Alaric berbinar-binar. "Helius... dia adalah sahabat lamaku. Kami bertempur bersama melawan Raja Iblis. Jadi, harta karun itu—apakah kau tahu di mana?"

Sir Dorian tersenyum tipis. "Aku tahu di mana letaknya, tapi seperti yang sudah kukatakan, kau harus memecahkan teka-teki dulu. Tidak ada jalan pintas."

Zanuba menatap Alaric dengan cemas. "Alaric, apakah ini penting? Kita tidak bisa menghabiskan terlalu banyak waktu di sini."

"Tentu saja ini penting!" jawab Alaric dengan antusias. "Helius adalah seorang legenda! Jika ada sesuatu yang ditinggalkannya, itu pasti sesuatu yang sangat berharga."

Lihat selengkapnya