Eternal Shangri-La

Pamella Paramitha
Chapter #12

Kenangan Masa Lalu

"Kenapa menangis?"

"Jangan mendekat!"

Pergerakan anak laki-laki bersayap hitam itu langsung terhenti. Ia membeku di tempat, menyisakan jarak beberapa langkah dari seorang anak perempuan bersayap putih yang masih menangis tersedu-sedu.

Baru tiba di pantai, tempat mereka biasa bertemu, si anak laki-laki terkejut menemukan si anak perempuan tengah menangis sesengukan sambil menutupi mukanya. Mencemaskan kondisinya, si anak laki-laki berlari kecil untuk mendekat. Ditegurnya anak perempuan itu. Tetapi, respon yang didapat sungguh di luar dugaan.

"Pergi kau! Iblis!" Teman dekat yang ia kenal sebagai gadis manis dan sopan itu bisa berserapah. Si anak laki-laki seketika bergeming dengan raut terkejut. Sepasang matanya merekam pandangan penuh kebencian dari gadis itu.

"Eve, kau kenapa?"

"Jangan panggil namaku lagi! Mulai sekarang, pertemanan kita putus!" hardik si anak perempuan. Mulut anak laki-laki itu menganga. Alih-alih merasa marah, ia justru kebingungan karena sikap gadis itu. Padahal, kemarin mereka tak terlibat pertengkaran. Malah, keduanya sangat akrab, bermain sampai mengobrol. Si anak perempuan membawakannya makanan untuk disantap bersama-sama. Bahkan, sebelum pulang pun, keduanya saling melambaikan tangan sebagai tanda perpisahan.

"Apa salahku, Eve?" Belum menyerah, anak laki-laki berpenampilan serba hitam itu berusaha mencari penjelasan. Eve masih menangis sambil menutupi mukanya, tak menggubris pertanyaan itu. Sang pangeran kecil pun menghela nafas dalam-dalam.

"Asal-usulku? Karena itu?" Raut wajahnya berubah murung. Ia menunduk sedih "Aku memang keturunan ras iblis. Dalam sejarah, mereka berbuat kejahatan sehingga diasingkan ke sebuah daerah kumuh. Mungkin, kau baru mendengar kisah itu, sehingga kau membenciku."

Ucapan anak itu seketika menghentikan tangisan Eve, meski ia masih menyembunyikan mukanya di balik tangkupan tangannya. Hanya jari Eve yang membuka, untuk mengintip sosok yang masih berdiri di depannya.

'Zeta?'

Sebenarnya bukan itu alasan Eve membenci Zeta. Ia bahkan baru mendengar sejarah kelam Ras Evil dari mulur Zeta sendiri. Ada alasan lain yang lebih kuat dibandingkan dengan sejarah yang tak ia alami langsung.

"Terima kasih sudah mau berteman denganku. Selamat tinggal." Zeta mundur perlahan lalu berbalik meninggalkan gadis itu sendirian. Menyingkapkan tangannya, Eve memperhatikan kepergian anak itu. Punggung yang dihiasi sayap hitam itu semakin mengecil seiring dengan sosoknya yang menjauh. Sosok Zeta pun menghilang ditelan hutan lebat.

***

Tiba di rumah, Eve langsung menuju ke ruang kamar ayahnya. Akhir-akhir ini, ia menghabiskan waktu di tempat itu. Berdiam di sana membuat Eve bisa merasakan hawa keberadaan sosok yang baru-baru ini pergi untuk selamanya.

Lihat selengkapnya