Eternal Shangri-La

Pamella Paramitha
Chapter #19

Akhir Perjalanan

"Zeta! Sadarlah!"

Suara itu mengalun di telinganya, membentuk sebuah gema yang terdengar berulang kali. Seketika, sosok Zeta pun mulai terusik oleh gema itu.

"Eve ..." Bibir Zeta bergerak menggemakan nama itu, namun suaranya tak terdengar. Ia membuka matanya perlahan, namun ia tak bisa melihat apapun selain kegelapan.

Zeta mengerang, berusaha untuk menggerakkan badannya sembari mengusir kegelapan yang membutakan matanya. Ia mendengar suara panggilan dari Eve berulang kali, membuat tekad Zeta semakin kuat untuk bisa bangun dan berdiri lalu membawa gadis itu pergi.

Aku tak boleh mati! Zeta berujar pada dirinya sendiri. Aku harus melindunginya! Ia masih membutuhkanku!

"Eve,"

Wajah Eve berubah cerah ketika mendengar suara panggilan lemah Zeta mengalun di telinganya. Eve kembali mengguncang tubuh Zeta, ia menggenggam tangan pemuda itu lalu memeluknya. Zeta mendekatkan wajahnya pada telinga Zeta untuk membisikkan sesuatu pada pangeran yang amat ia cintai itu.

"Zeta... bangunlah," Eve berrbisik "Kita pergi bersama-kita tinggal bersama di Blue Heaven!"

Zeta membuka matanya. Kegelapan sirna dari penglihatannya, digantikan oleh siluet wajah gadis yang amat ia cintai itu. Ia melihat Eve dari dekat, berusaha menggapai wajah Eve lalu mengelus lembut pipinya sambil menyeka air matanya.

"Aku-mencintaimu,"

Pasukan yang mengejar mereka sudah berada beberapa langkah lagi dari Zeta dan Eve. Kedua makhluk itu menoleh dan mengambil inisiatif untuk segera berlari menghindar. Eve berdiri sambil menarik lengan Zeta untuk membantu pemuda itu bangkit. Setelah itu, mereka berdua meneruskan pelariannya walau dengan langkah terseok-seok karena kelelahan. 

***

Mereka menghentikan perjalanan mereka setelah menemukan sebuah gua yang berada di tengah hutan. Eve langsung membawa tubuh lemah Zeta ke dalam gua itu untuk menyembunyikan diri mereka dari sekelompok pasukan ras Angel.

Situasi mulai aman untuk sementara. Eve tak merasakan tanda-tanda mendekatnya para prajurit itu ke tempat persembunyian mereka. Eve berharap para pasukan tak akan menemukan keberadaan mereka dalam waktu yang cukup lama sehingga Eve bisa menggunakan kesempatan itu untuk beristirahat serta merawat Zeta.

"Zeta ...."

Pemuda itu memang langsung rubuh tak sadarkan diri setelah Eve membopongnya masuk ke gua. Ia terluka cukup parah. Beberapa anak panah menancap di bagian sayapnya sehingga cairan hitam kental pun tak berhenti mengalir dari situ. Eve tak bisa tinggal diam melihat kondisi Zeta. Ia mengambil tindakan dengan melepaskan satu per satu anak panah. Darah Zeta langsung menggelegak keluar setelah Eve menarik salah satu anak panah dari sayap pemuda itu. Gadis itu panik seketika, mencoba menghentikan laju pendarahan Zeta dengan kekuatan penyembuh yang ia miliki.

Eve mulai kelelahan setelah mengeluarkan kekuatannya dalam kapasitas besar untuk menghentikan pendarahan pemuda itu. Namun, ia masih memaksakan diri mengeluarkan kekuatan penyembuhnya sampai pendarahannya berhenti dan luka-luka di tubuh pemuda itu menutup sempurna.

Sebentar lagi kekuatannya akan berada di ambang batas. Eve mulai putus asa karena luka di tubuh Zeta belum kunjung sembuh sementara ia sudah mengeluarkan tenaganya semaksimal mungkin. Apakah ia harus menggunakan kekuatan penyembuhnya sampai ia mati untuk menyelamatkan Zeta?

Apapun itu, asalkan Zeta bisa pulih.

Tekad bulat Eve tak mendapat persetujuan dari yang bersangkutan. Ketika Eve tengah menyembuhkan luka-luka di punggung pemuda itu, ia merasakan ujung jari telunjuk Zeta menyentuh pergelangan tangan Eve, memberikan gadis itu isyarat untuk menghentikan pekerjaannya. Konsentrasi Eve buyar. Ia menghentikan pekerjaannya sejenak. Eve meraih pergelangan tangan Zeta lalu mendekapnya erat.

Lihat selengkapnya