Blurb
Dear Elena. . .
Di hadapan Tuhanmu, yang kini adalah Tuhanku juga, aku tak perlu merasa bersikap kuat. Aku tahu, aku telah banyak bermaksiat mengumbar syahwat, tetapi hanya padamu hati ini tertambat. Maka, salahkah aku jika masih terus mengiba pada Tuhan kita, meminjam namamu dan menyebutnya diam-diam dalam doa? Ya, mungkin aku belum paham benar arti keikhlasan, agar bukan kau, tetapi hanya Allah yang menjadi tujuan.
Ah, Elena.
Adakah masa lalu kita belum usai? Atau pada akhirnya aku harus menyerah, menerima sosok baru yang kedatangannya tak pernah kutunggu, tapi ia begitu mirip denganmu? Entah di manakah jodoh akan bertepi, karena hidup ini terlalu sepi jika harus dihabiskan seorang diri.