Eunoia

Name of D
Chapter #27

Fragmen ke-25: Aku hanya Rindu

Siapa sangka yang harus diselesaikan hari ini begitu sulit. Waktu yang tersisa tinggal 15 menit. Hatiku mulai risau. Kugesek tanpa ampun pensil 2B sekehendaknya, mengarsir hitam segerombolan huruf yang dikandangi lingkaran. 

Sesekali kulirik teman-teman yang lain. Kepucatan menyatroni wajah mereka. Duduk mereka mulai gemerusuk dengan tatapan setajam silet. Celingak-celinguk ke arah delapan penjuru mata angin. Seakan sedang kehilangan sesuatu yang amat berharga.

Sedetik kemudian tatapanku dan Anu pun bertemu. Kegundah-gulanahan kami berdua memadu. Keadaan canggung. Tegang dan penuh ketidakpastian. Ditodongkan empat jarinya, sebuah sandi yang pertanda nomor 4. 

Dengan sigap kuobservasi situasi sekitar. Siaga mengendalikan gesture tubuh agar tidak tampak mencurigakan. Supaya lebih meyakinkan, kuatur juga mimik muka agar tampak polos tak berdosa. Setelah dirasa aman, barulah kubalas sandinya dengan tatapan luluh seraya menggetarkan kepala dengan interval waktu seefisien mungkin. Pertanda dari sebuah kalimat, Aku juga nggak tahu jawabannya.

Ujian nasional menjadi beban tersendiri bagi kami para pelajar. Mungkin lebih benarnya, bagi sebagian kami para pelajar yang jarang belajar. Tidak berani kubayangkan proses belajarku selama 3 tahun, bisa menjadi remah-remah hanya dengan 3 hari mengisi soal-soal.

Selepas hari terakhir ujian, teman-teman saling berpelukan, sampai disini saja perjalanan mengesankan yang bisa dilewati bersama-sama. Esok hari masing-masing dari mereka mulai fokus dengan resolusi hidup jangka panjangnya sendiri-sendiri. Meraih cita dan impian masing-masing. 

Hukum dasar sederhana dari dunia. Ada awal kisah, akan ada pula akhir kisah. Namun tidak jarang pula akhir dari suatu kisah, malah akan memunculkan awal kisah yang baru lainnya.

Kojek sampai-sampai memelukku erat. Seakan kami tidak akan bertemu lagi. Merasakan suasananya, membuat mataku berkaca-kaca. Omelan Kojek sudah menjadi seperti hiburan dan vitamin tersendiri bagiku. Hipotesis konyolnya ibarat Discoveric Channel, tidak bosan untuk ditonton. Kelak pasti aku akan merindukan makhluk absurd yang satu ini.

Lihat selengkapnya