Eunoia

Name of D
Chapter #39

Fragmen ke-35: Dubius

Sepucuk berita tak sengaja terdengarku saat sedang menginap di rumah Bang Darwis bersama Bang Gilang. Katanya Bang Gilang akan pergi ke Timur Tengah untuk melanjutkan pendidikannya. Sekitaran wilayah Suriah. Damaskus tepatnya. Lantas bagaimana rencana lamarannya? Itu yang jadi masalah. Karena Bang Gilang bilang ia masih belum tahu akan berapa lama berada di sana nanti. Pastinya tahunan.

Aku yang sok tahu ini menyarankan kenapa tidak melamar si kakak dulu sebelum berangkat, kakak yang kumaksud disitu ialah sang Dokter, ingatkan kau? Jangan bilang tidak, karena aku malas menjelaskannya lagi. 

Sayangnya masalahnya lebih rumit dari yang bisa aku tangkap. Sebab pernikahan bukan sekedar masalah penyatuan dua buah hati. Secara tak langsung dalam prosesnya tetap ada pertimbangan pola pandang orangtua dari kedua belah pihak. Dan beberapa hal lainnya yang juga menjadi batu ganjalan, yang aku sendiri pun tak pandai bagaimana cara menjelaskannya sekaligus tak terlalu paham dengan bentuk permasalahannya. 

Intinya, Bang Gilang harus tega memilih untuk merelakan pendidikannya dan kembali melanjutkan rencana awal dengan melamar si Kakak. Atau memutuskan untuk tetap berangkat demi pendidikan, tapi dengan terpaksa yang sangat juga harus mengikhlaskan pujaan hatinya itu. 

Sepanjang malam Bang Gilang diam penuh pemikiran. Aku dan Bang Darwis juga tak ingin mengganggunya. Kami kira sekarang beliau butuh waktu menyendiri agar memiliki ruang yang lebih untuk merenung. 

Tepat di hening malam, pada sepertiga tarikan purnama, terlihatku Bang Gilang khusyuk menengadahkan tangan. Wajahnya sembab namun mimiknya tenang. Setenang guguran daun yang telah menguning dan sampai pada penghujung masanya.

Lihat selengkapnya