Lacuna

deliaafebri
Chapter #1

Prolog

"Kenapa kamu menganggap bahwa kesendirian dan kesepian adalah sebuah euforia? Padahal kan itu menyedihkan."

"Karena euforia itu tak harus hal-hal yang membahagiakan, euforia orang itu berbeda-beda, contohnya seorang psikopat dengan membunuh seseorang atau menyiksa seseorang ia akan mendapatkan euforia nya-"

--

Hari ini adalah kepulangan Alpha ke Indonesia. Bandara Internasional Incheon tempatnya saat ini. Alpha tak sendiri ia pulang bersama sang ayah. Alpha masuk ke Boarding Lounge dengan sang ayah di sampingnya. Atmosfer di antara keduanya sangatlah canggung tak ada yang mau membuka pembicaraan terlebih dahulu. Keduanya sibuk dengan gadget masing-masing.

"Alpha, kamu yakin pulang ke Indonesia?" David membuka suara, namun tak sedikitpun ia menengok ke arah putranya dan hanya fokus pada ponselnya.

"Alpha yakin, Alpha sudah besar sekarang. Alpha bisa menjaga diri. Setidaknya jika Alpha tersesat disana, Alpha tak akan bingung akan bertanya pada siapa. Karena disana Alpha tak sendiri." jawab Alpha dingin.

David menghembuskan napas kasar. Kurangnya kasih sayang yang Alpha dapat membuatnya menjadi seperti ini, dingin dan tak tersentuh.

"Indonesia itu keras nak. Terakhir kali kamu di sana waktu kamu umur 12--"

"14." potong Alpha cepat.

"Itu Tanah air Alpha, tempat Alpha lahir. Itu rumah Alpha, Alpha ingin hidup di negeri Alpha sendiri. Bukan di Negeri orang!" ucap Alpha mulai emosi.

"Alpha udah turutin kemauan ayah untuk melanjutkan perusahaan ayah di korea nanti setelah Alpha lulus kuliah. Jadi tolong, Alpha ingin kali ini juga ayah turutin kemauan Alpha." ucap Alpha sambil memalingkan wajahnya.

Dari dulu Alpha sudah sangat ingin kembali ke Indonesia, tapi kedua orangtuanya terus melarangnya dengan mengatakan bahwa ia tak akan tahan tinggal di Indonesia. Dan ini adalah kesempatan yang pas untuknya. Karena Omanya yang mulai sakit-sakitan, dan adik sepupunya yang hanya tinggal berdua dengan Omanya. Akhirnya sang Oma memaksa sang ayah untuk memulangkan Alpha ke Indonesia. Jaga-jaga jika Omanya kembali, siapa yang akan menjaga adik sepupunya yang yatim piatu itu.

David hanya menghela napasnya, ia menganggukan kepalanya mengerti. Sebuah pengumuman persiapan keberangkatan terdengar di telinganya.

Mereka berjalan menuju ke pesawat dengan berjalan beriringan. David di depan sambil menelpon seseorang sedangkan Alpha, ia nampak tak peduli dengan apapun yang di lakukan ayahnya itu.

"Aku harus mencari penyebab kau menghilang begitu saja, tanpa kabar."

Di pesawat pun mereka duduk terpisah, Alpha di belakang dan David di depan. Permintaan Alpha yang ingin sendiri tanpa di ganggu katanya. Tapi, jika duduk bersama orang asing bukanya lebih terganggu?

Ponselnya bergetar menandakan ada telepon yang masuk, dari ibunya. Alpha tak menghiraukannya, ia mematikan ponselnya lalu beralih melihat ke arah jendela.

Pesawat mulai lepas landas dari Bandara dan mulai terbang menuju Indonesia. Alpha bersyukur setelah 6 tahun lamanya ia meninggalkan segalanya akhirnya ia bisa kembali. Kembali mengorek luka lama dan pastinya akan membuat luka yang baru.

Lihat selengkapnya