Euphoria

jenkyjen
Chapter #1

Prolog: Olivia dan Oliver

Gabriella Olivia Putri atau lebih akrab dipanggil Olivia dalam kesehariannya. Dirinya memiliki seorang saudara laki-laki bernama Gabrielle Oliver Putra atau Oliver. Keduanya memiliki wajah yang bisa dikatakan hampir tidak memiliki kemiripan, selain bagian hidungnya yang mancung. Olivia ini setahun lebih tua dibandingkan dengan Oliver, namun orangtua mereka memutuskan untuk menyekolahkan mereka di jenjang yang sama. Alasannya sederhana, agar mereka dapat saling membantu satu sama lain.

Hari ini merupakan hari pertama mereka masuk sebagai siswa SMA kelas 1, dan sudah pasti harus mengikuti Masa Orientasi Siswa atau singkatnya MOS.

“Liv, buruan napa?” Gue kebutu lumutan, nih!” teriak Oliver dari ruang makan, sementara Olivia masih berada di kamarnya di atas.

Setelah merasa siap, akhirnya Olivia keluar menemui Oliver di bawah yang sudah menunggunya. Olivia dan Oliver ini hanya tinggal berdua di salah satu apartemen di Jakarta, sedangkan orangtua mereka menetap di Jepang karena adanya urusan bisnis.

“Maaf, tadi gue lagi nyari sepatu hitam buat MOS. Untungnya ketemu,”ujar Olivia. Di apartemen ini memang ada satu ruangan khusus yang menyimpan sepatu Olivia dan Oliver. Saking banyaknya sepatu mereka membuat Olivia agak kesulitan menemukan sepatu hitamnya, apalagi sepatu hitam tersebut memang jarang dipakai oleh Olivia.

It’s ok. Makan yuk, habis itu cabut kita ke sekolah. Gue ngeri telat MOS dah, bisa bahaya,” ujar Oliver yang tentu saja langsung disetujui Olivia.

Iya, sarapan hari ini dimasak oleh Oliver. Itu artinya, untuk makan selanjutnya, Olivia yang harus memasak, begitu seterusnya secara bergantian. Untuk sarapan hari ini, Oliver memasak omelet dan dia juga menyediakan selai serta roti tawar kalau Olivia ingin sesuatu yang manis. Tidak lupa juga, Oliver mengeluarkan susu vanila dari dalam kulkas dan menuangkannya ke gelas Olivia. Kalau Oliver sendiri tidak meminum susu dan lebih memilih untuk meminum secangkir kopi di pagi hari

Baru saja Olivia mengoleskan selai ke roti tawarnya, tiba-tiba handphone-nya bergetar, yang ternyata panggilan masuk dari mamanya. Karena tangan Olivia penuh—tangan kirinya memegang roti tawar dan tangan kananya memegang pisau dengan selai—akhirnya dia meminta tolong Oliver untuk mengangkat panggilan dari mamanya itu dan mengaktifkan mode loudspeaker.

“Hai, sayang,” ujar mamanya dari telepon, “hari pertama sekolah, ya?”

“Iya ma, tapi kalo di Jakarta tuh ada kegiatan dulu sebelum sekolah kek biasa, namanya MOS,” jelas Olivia panjang lebar, “ini lagi sarapan sama Oliver.”

“Bagus, habis sarapan langsung berangkat, ya? Biar gak telat,” ucap mamanya, “Si Oliver mana? Mama mau ngomong.”

Lihat selengkapnya