“Liv, sini duduk samping gue!” seru Sakura ketika melihat Olivia berjalan mendekat ke arahnya. Namun, hal ini dirusak oleh Oliver. Iya, secara tiba-tiba, Oliver langsung duduk di samping Sakura dan merangkulnya. Olivia sampai risih melihatnya.
“Heh, lu kenapa? Kok mukanya bingung gitu?” tanya Mario, melihat gelagat aneh Olivia.
“Lebih tepatnya bingung ditambah kesel gak, sih?” tambah Sakura. Hal ini dikarenakan muka Olivia memang sedikit kesal akibat ditabrak tadi.
“Gue tuh pas mau ke toilet tadi nabrak orang,” ucap Olivia yang akhirnya memilih untuk duduk di samping Sakura.
“Eh, iya?” tanya Sakura yang langsung diangguki Olivia.
“Ya udah sih, nabrak doang habis itu cabut, kan? Lu disuruh ganti rugi apa gimana?” tanya Oliver.
“Sebelumnya gue mau nanya,” ucap Olivia memutus topik pembicaraan, “menurut kalian, kalo si Noa ada di sirkuit, kalian kaget, gak?”
“Sirkuit? Noa yang nyebelin itu, kan?” tanya Hans memastikan dan langsung diangguki Olivia, “enggak kaget sih kalo diliat dari tampangnya mah.”
“Setuju gue sama Hans,” ucap Mario menanggapi.
“Lanjut topik yang tadi buru!” ujar Oliver menarik-narik kaos Olivia.
“Sabar!” ujar Olivia lalu memukul pelan tangan Oliver agar berhenti menarik-narik kaosnya, “nah masalahnya, tadi tuh gue kayaknya nabrak si Noa.”
“HAH?!”
“Serius lu? Noa yang ngospekin kita di sekolah?!”
“Jadi maksud lo, Noa ada di sini, gitu?!”
“Tadi katanya lo pada gak kaget kalo dia ada di sirkuit!!!” seru Olivia, gemas juga dengan teman-temannya ini.
“Ya gue gak nyangka kalo sirkuitnya tu sirkuit ini maksudnya,” ucap Hans.
“Udah, udah. Mending kita fokus sama lawan hari ini,” ujar Mario, membuat semua pandangan mereka menjadi terfokus ke arah Mario, “hari ini kita kayaknya bakal lawan tim-nya Jason.”
“Oh, yang isinya ada Samuel sama Ezra juga?” tanya Julian yang langsung diangguki Mario.
“Ih, tuh orang gak jelas gak, sih? Kadang gak ada hujan gak ada angin minta adu kekuatan,” ucap Hans yang diangguki Mario lagi.
“Woi, dah siap buat kalah?”
Tiba-tiba, suara seseorang membuat percakapan mereka menjadi terhenti. Ternyata itu suara Jason,orang yang sedang dibicarakan.
Mario pun berdiri,menghampiri Jason namun tidak terlalu dekat, “tim gue pasti bakalan menang.”
Ketika Mario berjalan lagi hendak mendekati Jason, Hans dan Julian jauga ikut mendekat ke arah Mario.
“Ck, yakin?” decak laki-laki itu santai, membuat Olivia ingin muntah karena melihat sikapnya.
Olivia jujur tidak bisa melihat orang songong. Olivia merupakan tipe orang yang akan menghormati jika dihormati. Begitu sebaliknya, jika seseorang itu tidak menghormati atau bahkan songong terhadapnya, Olivia juga akan bertindak seperti itu.
“Berisik.” Baru saja Mario ingin mendekati Jason, Hans langsung memeluk Mario agar tidak mendekati Jason lebih dekat, yang tentu saja dibantu oleh Julian. Jika tidak, maka pertengkaran antara Mario dan Jason bisa saja terjadi.
“Kita battle aja, gimana? Satu mobil isi dua orang,” tantang Jason.
“Boleh,” ucap Mario dengan mantap.
“Oke,” balas Jason, “yang mewakili tim gue tu gue sama Noa namanya.”
“N-noa?”
Baru saja menjadi bahan perbincangan, tiba-tiba sosok yang bernama Noa mendatangi mereka.
“Jas, gue jadi tanding?” tanya laki-laki bernama Noa itu. Iya, itu benar-benar Noa yang ada di sekolah ketika kegiatan MOS berlangsung.
“N-noa—“
“Kalian kenal sama Noa?” tanya Jason sambil menunjuk laki-laki di sebelahnya itu, “fyi ini temen satu tim gue yang udah hiatus selama kurang lebih 3 tahun. Sekarang dia comeback.”