Olivia: Halo kakk
Olivia: Waduh aku udah ada acara sih kak
Olivia: Ada apa ya kak omong-omong? Hehe
Nathan: Oalahhh
Nathan: Yaudah lain kali aja
Nathan: Tidur gih udah jam 2 pagi belum tidur wkwk
Olivia: Haha iya kakk, kakak juga tidur ya
Padahal Olivia gak bisa tidur karena apa? Karena Noa!!!
“Gak, Olivia, lo gak mungkin naksir Noa!” ujar Olivia bermonolog.
***
Kemarin malam, Oliver langsung memeluk Olivia begitu Olivia sampai di apartemen. Iya, Olivia baru sampai di apartemennya pukul 1 pagi, karena seusai mengobati Olivia, Noa meminta Olivia untuk tinggal lebih lama agar mereka bisa makan bareng dulu. Sedangkan Oliver udah khawatir Olivia akan diapa-apain.
Olivia juga cerita kalau dia akan diajak keluar bareng Noa malem ini, membuat Oliver meledeki Olivia setengah mati. Tau sih, Olivia akan diledekin seperti ini, tapi Olivia tetap cerita karena Oliver itu saudaranya, jadi Olivia harus cerita. Olivia tidak mau main rahasia dengan saudaranya sendiri. Makanya Olivia sebal banget ketika tau Oliver ternyata menyembunyikan rahasia kalau Oliver sudah sering balapan bareng Yusuf.
Noa mengajak Olivia keluar tepat banget ketika malam minggu, makanya Oliver semakin meledek Olivia, tapi berjanji gak akan menyebarkan hal ini di grup. Oleh karena itu, Olivia seharian ini bahagia banget. Dari bangun tidur dirinya sudah senyam-senyum sendiri, memikirkan nantinya akan keluar bersama Noa. Dirinya tidak sabar mengobrol dengan Noa, soalnya kemarin malam mereka malah berakhir mengobrol banyak, apalagi ketika mengobrol sambil makan tengah malam.
Olivia bahkan sudah sibuk sendiri dari jam 4 sore, padahal dirinya masih pergi bersama Noa di jam 7 malam. Olivia melakukan luluran, creambath, dan segala macamnya. Oliver tertawa melihat saudaranya seperti ini.
“Beneran naksir Noa ya lu?” ujar Oliver sambil makan kentang goreng, melihat kakaknya sedang mencatok rambutnya di dekat televisi.
“Sssssttt, lo diem deh Liv. Mending doain gue yang baik-baik,” ujar Olivia masih fokus menata rambutnya.
“Jadian sama Noa itu masuknya doa baik atau doa jahat?” tanya Oliver lalu memohon ampun setelah mendengar ancaman Olivia yang mau melemparnya dengan catokan. Oliver terkadang heran dengan Olivia. Oliver masih ingat persis bagaimana ekspresi kesal Olivia ketika melihat Noa. Kini Olivia malah terlihat berbeda 180 derajat.
Sekarang Olivia sedang bingung dalam memilih outfit-nya. Akhirnya setelah menggeledah isi lemarinya—yang dibantu Oliver—pilihan Olivia dan Oliver jatuh pada pakaian casual. Iya, hanya sweater warna pink dan celana jeans panjang.
Setelah berganti pakaian, Olivia tinggal fokus pada make up-nya. Sekarang pukul 6 sore. Bagi Olivia, seharusnya satu jam cukup untuk berdandan.
Olivia tipe orang yang cuek dengan penampilan, kecuali untuk acara khusus. Kalau acara khusus, dia akan berdandan seperti ini. Dirinya akan mencari tutorial make up di YouTube dan mempraktikkannya di wajahnya.
“Oliver, gimana gue?” tanya Olivia ke Oliver.
“Cantik lah pasti sodara gue mah,” ucap Oliver mengacungkan jempolnya, “udah gih, lu siap-siap. 15 menit lagi pangeran jemput."
“Hahaha sialan lo,” ucap Olivia lalu memakai sepatunya, “kalo mama telpon, jangan ceritain soal Noa juga lu ya.”
“Iya iya, santai sih,” ucap Oliver, tertawa melihat Olivia mengancamnya.
DIN!
“Gih, buru keluar!”
***
Noa memarkirkan mobilnya di pinggir jalan. Setelah menempuh perjalanan 15 menit, akhirnya mereka sampai. Di sepanjang jalan, Noa memang tidak mengajak Olivia mengobrol. Jujur saja, Noa sempat takjub melihat penampilannya Olivia malam ini.