Nathan: Hah?
Nathan: Bentar wkwk gimana gimana?
Entah mengapa, Olivia tersenyum senang ketika chat-nya dibalas dengan cepat oleh Nathan.
Olivia: Acaraku kelar lebih cepet nih kakk hehe
Olivia: Barusan kelar
Olivia: Jadi gak?
Nathan: Eh emang kamu balik malem banget gakpapa?
Olivia: Gakpapa kak, sans ajaaa
Olivia: Tapi kalo kakak lagi sibuk dan ga jadi juga gapapa sih wkwkw
Olivia: Akunya juga ngajak dadakan
Nathan: Lah justru karena aku gabut makanya aku ngajakin kamu jalan wkwkwk
Nathan: Kamu di mana sekarang?
Olivia: Taman sebelum pertigaan kak
Nathan: Oke aku ke sana ya
Nathan: Kamu pake baju apa?
Olivia: Lah iya sebelumnya kita belum pernah ketemu ya kak wkwkwkwk
Olivia: Baju pink kakkk
Nathan: Kalo kamu nunggu sekitar 20 menit lagi gimana?
Nathan: Aku udah di jalan sih, tapi kejebak macet
Nathan: Semoga bisa cepet sampe ya aku
Olivia: Santai kakk
Olivia: Ati-ati!
***
“Kamu Olivia, bukan?”
Olivia yang dari tadi melihat room chat Nathan tiba-tiba menoleh saat mendengar namanya dipanggil oleh seorang laki-laki.
Tampan.
“Eh iya, bener Olivia ternyata,” ucap laki-laki itu, “aku Nathan haha.”
Iya, Nathan mengenali Olivia dengan cepat karena sweater berwarna pink milik Olivia. Ditambah lagi dengan profile picture Olivia yang menampakan wajah dirinya.
Olivia beberapa saat mengamati wajah Nathan. Ganteng, tinggi, dan ramah banget. Senyumnya benar-benar membuat Olivia deg-degan.
Kakak kelasnya ternyata setampan ini...
“Olivia, ada sesuatu ya di mukaku?” tanya Nathan karena aneh dengan tatapan Olivia, “gigiku nyelip cabe?”
“Hah—enggak kok kak,” ujar Olivia, “kaget aja aku, baru pertama kali ketemu kan soalnya.”
“Oh haha, iya,” ujar Nathan sambil senyum lagi, “ketemunya juga gak sengaja lagi.”
“Iya, gara-gara NOA nyebelin satunya,” ujar Olivia dengan menampakan ekspresi sebalnya.
Olivia menjadi sebal lagi dengan Noa kalau seperti ini caranya.
“Yaudah, yuk langsung pergi aja?” tawar Nathan yang diangguki Olivia.
“Emang kak Nathan mau ngajak aku ke mana? Ke—“
Krukk!!
Saat mereka berjalan dan Olivia membuka percakapan, tiba-tiba perut Olivia berbunyi, tanda minta diisi. Olivia lupa kalau tadi dia belum makan malam karena menunggu Noa datang. Yang ditunggu malah tak kunjung datang.