“Olivia, bubur ayamnya, nih!”
“OLIVIA NUMPANG MAIN PS!”
“OLIVIA TURUUUN!”
“OLIVIA OLIVIA!”
Olivia yang sedang memakan camilannya di kamar mendengar teriakan Oliver, disusul dengan teriakan Hans, Julian, dan Ray.
Olivia langsung turun ke bawah, dan mendapati Oliver menaruh bungkusan bubur di dapur. Setelah selesai menaruhnya, Oliver yang berpapasan dengan Olivia langsung mencubit pipi Olivia dan berlari naik tangga kekamarnya untuk mengambil handuk, mau mandi.
Di ruang tamu sudah berjejer Julian, Ray, dan Hans yang bermain PS di apartemen Olivia. Yang memegang stick PS kali ini adalah Ray dan Hans, dan mereka memilih untuk duduk di lantai, sedangkan Julian kali ini menjadi penonton saja dan duduk di sofa, membuat Olivia ikut duduk di samping Julian dan membuka bungkusan buburnya.
“Gue makan ya guys,” ijin Olivia lalu menyuapkan satu sendok bubur ke mulutnya
“Mau ayam rica dah gue,” ujar Hans memegangi perutnya.
Sekarang sudah jam 12 siang dan memang jam makan siang. Olivia tadi hanya sempat memasakkan sup untuk porsi Noa saja, selebihnya waktunya hanya cukup Olivia pakai untuk mandi dan membereskan rumah. Dirinya tidak sempat untuk masak atau sekadar menyiapkan hidangan untuk berkumpul nanti.
“Ambil handphone gue dah di dapur,” ujar Olivia masih menyantap buburnya.
“Jul, ambil handphone Olivia.”
“Kurang ajar lo ye Hans,” ucap Julian namun tetap berdiri mengambil handphone Olivia kemudian memberikannya pada Olivia. Tak lupa gadis itu berterima kasih pada Julian.
“Lo pada mau apa deh? Ni gue mau order.”
“AYAM RICA-RICA PAKE NASIIII!” teriak Hans, Ray, dan Julian bersamaan.
Olivia mendengus. Ini pasti karena hari Jumat yang lalu, Hans, Ray, dan Julian menonton mukbang nasi ayam rica-rica.
“Yaudah, nasi ayam rica-rica 3, sisanya pizza aja kali ya? 3 loyang cukup gak?” tanya Olivia sambil mengotak-atik aplikasi untuk memesan makanan.