Annyeong, hola, oy-oy
Ada orang?
KUDANILLL!
Plis lah, knp lo gk mau bls
Chat gue?
Lo bosen sama gw hoh?
Jari-jemarinya menekan gemas setiap huruf yang terpampang di layar hpnya. Ntah untuk ke berapa kalinya Ailee mendengus kesal. Padahal sudah berkali-kali dia mengirimi pesan singkat pada Daniel.
“Isshhh... dia tuh kenapa sih sebenernya? Ke orang aja di bales, sedang ke gue? Gue punya salah apa? Kok dia jahat banget sih?” gerutunya kesal, dan langsung melempar hpnya dengan kasar ke atas kasur.
“Ailee?!” Raisa memanggilnya dari luar kamar.
Dengan malas Ailee berjalan dengan gontai ke arah pintu, dan membukanya.
“Gak makan?” tanya Raisa.
“Udah tadi”
Raisa hanya mengangguk kecil. Lalu ibu jari, dan telunjuknya berkompromi menyubit pipi Ailee gemas.
“Kamu kenapa Lee? Cemberut aja” tanya Raisa.
“Bete nih, si Kudanil tuh jahat banget sama Ailee” rengek Ailee manja.
“Telat bales pesanmu lagi?” Raisa memastikan.
“Ya begitulah” kata Ailee.
“Lee, dia sibuk, ngurusin buat kelulusannya, dia gak bisa main-main, karena ini program pertukaran pelajar” jelas Raisa sambil mengelus lembut rambut Ailee.
“Udah ah, jangan cemberut gitu, jelek”
“Iya-iya”
Setelah Raisa memberikan air mineral pada Ailee, Raisa pergi. Ditutupnya kemabali pintu kamarnya. Ailee menyimpan gelas itu di atas nakas, dan setelahnya gadis itu menghempaskan dirinya ke kasur.
Pikirannya kembali ke beberapa jam yang lalu, saat Ailee di ajak ke mall oleh Jean, orang yang selalu membuatnya uring-uringan. Senyum Jean melintas begitu saja di pikiran Ailee, gadis itu langsung menepis pikirannya itu.
“Gak usah mikirin cowok gak jelas. Gak penting” ucapnya.
Pesan masuk lewat WhatsApp.
Tangan kanan Ailee menyambar hp yang tadi di lemparkannya.
Lo masih bangun?
Tanpa basa-basi lagi, Ailee langsung menelponnya.
“Ape?” tanya Ailee malas.
“Lo abis nge-date sama Jean?”
“Hah?” Ailee mengubah posisinya, karena terkejut dengan ucapan Anneth barusan.
“Nge-date? Mana ada”
“Tadi gue liat lho”
“Sore?”
“Yups, gue liat lo lagi jalan berdua di deket gramedia”
“Gue cuma jalan aja, lagian gue juga lagi bosen”
“Awas lo jatuh cinta”
“Dih, never”
“Never-never, hati mah gak akan bisa berbohong Lee, ntar lo pasti jujur”
“Eh, apa sih lo”
“Udah ah, gue mau tidur. Bye Leedan, sampe ketemu besok pagi di sekolah” pamitnya yang langsung mematikan panggilan begitu saja.
Ping!
Met malem calon Jean
“Dih, nyebelin bet dah”
Setelah itu Ailee memutuskan untuk segera tidur.
***
“Lee, mama berangkat dulu ya. Pegang aja kuncinya di kamu. Soalnya maam bakal pulang telat” pesan Raisa.
“Iya ma. Jangan lupa makan siang ya ma” kata Ailee.
Setelah itu Raisa berangkat lebih dulu ke kantor, sedangkan Ailee masih sibuk dengan sandwichnya.
Ailee bergegas, gadis itu melangkahkan kakinya ke luar dari rumah. Seperti biasanya, tanpa di minta, dan tanpa di perintah, Jean menunggu Ailee di luar.
“Gak akan telat lo nungguin gue?” Ailee memastikan.
“Gak akan kali, tenang aja” katanya.
Ailee hanya mengangguk setelah mendapat jawaban itu. Lalu, berangkat bersama ke sekolah dengan Jean.
“Gue rasa kita mulai akrab” kata Jean di tengah langkahan kaki yang membawa Ailee dan Jean ke sekolah.
“Siapa bilang?”
“Gue”
“Jangan ngarep ya lo bisa bikin gue akrab sama lo” kata Ailee sedikit sinis, dan di tanggapi dengan senyuman istimewa dari Jean.
“Gue gak ngarep, lagian kalo udah takdir gue bakal bersyukur banget”
“Bahas takdir lagi”
“Emang kenapa? Lo takut takdir mempersatukan kita? Iya?” ucapan dan nada bicaranya terdengar serius.
Ailee terdiam, tak mau menjawab satu huruf pun dari lontaran kalimat Jean yang membuat dirinya berhasil terbungkam.
Ailee sampai di sekolah.
“Gue duluan” kata Ailee
“Oke, semangat belajarnya Ailee” katanya.