Euphoria

Rushi Mu'min Aziz
Chapter #5

Abyss

Hari-hari terus berlalu dengan lebih baik daripada hari-hari sebelumnya. Jean lebih sering membawa Ailee kemanapun gadis itu ingin pergi. Dan, tentu saja Ailee senang karena Jean selalu mengangguki setiap apa yang di pintanya.       

“Sendiri?” tanya seseorang dari arah belakang Ailee saat gadis itu sedang menunggu Jean yang tak sengaja meninggalkan kunci mobilnya di kasir Gramedia.

Ailee menoleh, dan mendapati sesosok lelaki yang tak di kenalnya.

           “Lo kenal gue?” tanya Ailee dengan gerakan telunjuknya yang mengarah ke arah lelaki itu dan dirinya.

           “Naufal” tangannya terulur dengan cepat.

Baru saja Ailee ingin membalas uluran tangan itu, Anneth datang dengan senyum cerianya. Naufal yang menyadarinya langsung merangkul gadis itu.

           “Cowok yang lo ceritain itu?” Ailee memastikan pada Anneth.

           “Ya, Naufal” kata Naufal.

           “Ailee” kata Ailee sambil mengulurkan tangan kanannya. Tanpa ragu Naufal membalas uluran tangan itu.

           “Lo sendirian, Lee?” tanya Anneth.

           “Gak, gue lagi nungguin Jean, tadi kunci mobilnya ketinggalan di kasir.

Mata Anneth tiba-tiba membulat.

           “Lo jadian sama Jean?” katanya yang langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

           “Gak, apaan sih”

           “Gak usah pura-pura gitu deh, bilang aja lo juga jatuh cinta sama si mas ganteng itu” goda Anneth.

           “Mas ganteng lagi, emang lo kira Seokjin?”

           “Haha, ya terserah gue dong Lee”

Ailee menghindarkan pandangan tajam Naufal.

           “Lo pacaranya?” tanya Ailee pada Naufal setelah menghindarkan pandangannya sebentar.

           “Calon suaminya” celetuk Naufal dengan bangga.

           “Ya-ya, terserah lo” kata Ailee.

Jean datang dengan kunci mobilnya.

           “Gue duluan ya” kata Ailee.

           “Sombong lo Jean, gak nyapa dulu gitu” tanya Naufal yang langsung menghentikan langkah Jean.

           “Gak banyak waktu. Gue harus nganterin Deli ke rumah guru sastranya” kata Jean.

           “Deli?” Ailee mendelik saat mendengar namanya di panggil seperti itu.

           “Bye, sampe ketemu di sekolah” pamit Ailee.

Kini dua orang itu pun pergi.

 

***

Kelas Ailee jurusannya MIPA. Tapi, walau begitu Ailee ingin mencari pengalaman baru dalam bidang lain. Ailee ingat kalau dulu dia sempat ikut lomba menyanyi, dan menjadi juara pertama.

Pikirannya kembali ke beberapa tahun yang lalu.

           “Bunga Lili, I believe you, and you believe me” kata Daniel saat di belakang panggung.

Hari ini Ailee akan kembali di babak final. Senyum manisnya tergaris dengan sempurna di wajah Ailee.

           “Thank’s Kudanil”

Setelah itu Ailee pun masuk ke ruang tunggu.

Usianya saat itu ganjil 11 tahun, dan Ailee benar-benar bersemangat mengikuti setiap perlombaan yang di tawarkan untuknya.

Setelah menunggu, Ailee pun bersiap dengan kepercayaannya yang telah ia kumpulkan. Suaranya mulai mengalir bagai bagai air. Terdengar oleh telinga Daniel yang saat ini terduduk menyaksikan sahabatnya dari kursi penonton.

Senyum kedua orangtuanya pun terlihat jelas. Mereka semua kagum.

           “Del?” panggilan itu membuyarkan lamunannya.

           “Dah nyampe” lanjut Jean.

           “Oh? Iya” katanya yang langsung turun dari mobil.

Jean mengikutinya turun dan mengikuti langkahnya.

           “Kalo lo mau pulang, duluan aja, takutnya gue lama disini” kata Ailee.

           “Tenang aja kali. Gue bisa nunggu kok”

           “Mmm.. iya sih, lagian gak akan langsung belajar” senyum Ailee tersungging jelas.

Setelah itu Ailee, dan Jean pun beriringan masuk ke dalam rumah guru sastra barunya yang bernama Bu Indah.

 

***

Suasana kelas ramai tak seperti biasanya. Mereka terdengar sedang memproklamasikan tugas bahasa inggris minggu kemarin.

Anneth datang terlambat hari ini.

           “Ngerjain gak Lee?” tanya Anneth sambil menyimpan tasnya itu, dan cepat mengeluarkan buku tugasnya.

           “Gue belum ngerjain nih. Lupa” katanya.

           “Lo sih, sibuk sama si Naufal, jadi gak inget tugas kan” kata Ailee dengan tenang.

           “Kenapa lo gak ngingetin gue?”

           “Lah? Gue kira lo gak bakal lupa, karena dari awalpun lo bersemangat banget”

Anneth menatap sekilas mata Ailee yang sedang memandangnya, lalu, tangan kanannya cepat menuliskan beberapa deert kalimat berbahasa inggris.

Liam belas menit lagi bel masuk terdengar. Ailee masih bisa melihat Anneth dengan cepatnya menyurutkan tinta pulpen di kertas tugasnya.

 

***

Miss Sierly masuk setelah bel masuk terdengar lima menit yang lalu.

Seperti biasanya, Miss Sierly selalu memamerkan gigi putihnya yang juga terlihat tersusun rapih.

           “Good morning everyone?”

Lihat selengkapnya