“Ray, ikut~”
Sebenarnya aku sedikit risih, Bina mengikuti kemana aku pergi. Untung ke toilet tidak. Katanya ia masih malu sendirian, aku maklumi karena ini hari pertamanya sebagai anak baru.
Bina adalah temanku, kami pernah berada di sekolah dasar bersama. Dulu kami cukup dekat, sering main bersama juga. Tapi setelah itu dia hilang dan sekarang kembali lagi, itu membuatku canggung.
“Aku mau ke toilet”
“Jangan bohong! Kamu baru kembali dari toilet barusan” Bina merengek, menggoyangkan tanganku manja “Aku ikut ya~ aku merasa asing dikelas kalau gak ada kamu”
Dan lagi-lagi aku iya-kan, membiarkan dia mengikutiku seperti anak ayam.
Kepalaku mendadak pusing rasanya.
Ditambah pandangan orang lain tentang aku dan Bina, mereka mengira jika kami ‘sedekat itu’. Ya begitulah maksudku.
Tentang Naya?
Aku dan dia terlihat biasa saja, untuk kali ini kami hanya saling diam satu sama lain, sok cuek.
Padahal aku ingin sekali menggodanya, argh!
“Ray, mau bakso~”
“Kenapa bilang ke aku? Aku gak ada duit kalau kamu minta traktir”
“Ish! Bukan itu, ayo ke kantin saja temani aku makan ya ya”