Youra menggebrak mejanya, wajahnya memerah karena kesal. Soo Min yang sedang bekerja di kubikelnya langsung menyembul.
"Apa yang terjadi?" tanya Soo Min penasaran.
Youra meremas kertas putih di tangannya. Setelah kertas tak berbentuk barulah ia lempar entah ke mana.
"Kau tahu Soo Min, rasanya aku ingin menelan bosmu itu. Memangnya ia yang paling hebat?" kata Youra menggebu-gebu.
"Apa yang dilakukannya memang?"
"Ia mengatakan kalau naskah yang kukirim kemarin tak sesuai dengan pasaran. Katanya genrenya kurang tepat. Hya, tahu apa dia soal genre, yang bisa ia lakukan hanyalah mengomel tiada henti!"
Soo Min menggaruk kepalanya yang tak gatal. Bingung hendak melakukan apa agar temannya itu tenang.
"Lebih baik kau duduk agar emosimu tidak naik," perintah Soo Min.
Youra tidak menanggapi. Ia mengambil beberapa naskah yang sudah diprint kemudian meninggalkan Soo Min begitu saja.
"Ini beberapa naskah yang saya pilih. Bisa Anda membacanya sendiri," kata Youra setelah berada di ruangan bosnya.
Pria yang menjadi bos Youra itu mengangkat sebelah alisnya. Tangannnya bersedekap, wajahnya yang tampan dibalut jas hitam amatlah kontras. Tetapi Youra sama sekali tidak tertarik.
"Kamu menyuruh saya membaca semua ini?" tanyanya tak habis pikir dengan tingkah karyawannya.
"Iya. Bukankah Anda mengatakan kalau naskah yang saya pilih tidak sesuai dengan pasaran. Saya hanya ingin melihat pilihan seperti apa yang Anda maksud," tantang Youra.
Youra tidak takut berbicara seperti ini, baginya kalau dipecat yasudah cari perusahaan lain. Ia yakin dengan kemampuan yang dimilikinya dapat dengan mudah menemukan perusahaan yang mau menampungnya.
"Bukankah kamu sebagai editor? Itulah tugasmu untuk menyeleksi naskah yang masuk."
Youra tersenyum tipis. "Bapak membicarakan tentang posisi rupanya. Bukankah Bapak di sini seorang bos? Lalu untuk apa Bapak kembali menyeleksi naskah? Perlu Bapak ketahui, itu tugas editor."
Pria itu mengangkat bibirnya, menanggalkan sebuah senyuman khasnya.
"Saya hanya mengecek bagaimana tugas seorang editor. Ternyata hari ini saya menemukan keanehan."
Youra semakin kesal dibuatnya. Tangannya sudah mengepal saking marahnya.
"Saya sarankan agar Bapak ke toko buku. Tanyakan buku bergenre apa yang sedang diminati anak muda sekarang. Kebanyakan dari anak muda senang dengan romance bukan sebuah novel dengan cerita yang membosankan."
Pria itu memandang Youra, dia memang senang membuat karyawannya yang satu ini kesal. Ada kesenangan tersendiri ketika menjahilinya.
"Baiklah kamu temani saya sekarang."
Youra membuka mulutnya, tak percaya dengan apa yang barusan bosnya katakan.
*****
Youra bersama bosnya sudah berdiri di antara deretan rak yang tersusun rapi. Sedaritadi mereka hanya berjalan ke sana kemari. Bosnya mengatakan ingin melihat lihat dahulu, memastikan buku yang diterbitkan oleh perusahaannya menduduki deretan best seller.