Youra menikmati salju di sebuah danau tak jauh dari apartemennya. Hari ini ia pulang kerja lebih awal, jadilah ia berada di sini. Menikmati indahnya sore ditemani salju.
Dingin menyelimuti tubuhnya, ada kenangan saat musim ini datang. Meski ia sering menampik bahwa tidak ada kata benci namun hati tidak bisa dibohongi. Dirinya terlanjur kecewa hingga menjadi semburat kebencian.
Ditatapnya danau berair jernih itu. Ingin sekali ia menenggelamkan dirinya di bawah sana. Pasti rasanya menyenangkan.
Diliriknya sekitar, banyak orang seumuran dengannya di sini. Beberapa dari mereka memang pasangan kekasih. Seingatnya dahulu ia tidak pernah ke tempat yang seperti ini. Paling sering pergi ke perpustakaan kota. Membaca buku sampai mata mulai memanas.
Kenapa ia malah menjejaki kenangan yang indah itu.
Youra beranjak dari duduknya, menapaki jalanan menuju apartemen.
Sebenarnya tadi Soo Min mengajaknya ke bioskop. Namun, Youra sedang tidak ingin menonton. Yah, mungkin karena tidak ada film yang memikat belakangan ini.
Youra dapat melihat beberapa temannya sedang bercengkrama di restoran samping apartemennya. Ia sudah dapat menebak bahwa mereka sedang berkumpul sekadar melepas penat. Terkadang ia heran dengan pekerjaan mereka. Seperti Yoongi dan Hajun yang selalu datang ke sini padahal rumah Yoongi sedikit jauh dari sini. Sedangkan apartemen Hajun lumayan dekat. Pertemanan mereka terjalin karena secara tidak sengaja bertemu di restoran ini.
"Hai, Youra!" sapa Yoongi.
Youra menghampiri mereka. Duduk di samping Hajun yang sedang menikmati coklat panas.
"Pekerjaan kalian sudah selesai?" tanya Youra kepada mereka.
"Aku bekerja kalau ada panggilan. Kalau tidak, ya menjadi pengangguran," jawab Yoongi.
Youra melirik Hajun meminta penjelasan dari pria itu.
"Kau, kan tahu kalau aku bosnya."
Ya, seharusnya memang Youra tidak menanyakan itu kepada Hajun. Mau dia bekerja atau tidak dia tidak akan menjadi miskin mendadak.
"Lalu kau bagaimana. Apakah memungkinkan untuk pergi dari sana?" tanya Yoongi.