Even They Can Cry

Kiara Hanifa Anindya
Chapter #14

Ucapan yang Menyakitkan (Zea)

Aroma gorengan yang tertiup angin membuat siswa-siswi SMPN 4 mengerumuni stand yang ada di kantin. Zea dan Yuna berjalan berdampingan, masing-masing membawa es teh dan gorengan yang masih hangat. Mereka tertawa kecil, membicarakan soal tugas matematika yang melelahkan.

“Eh, kamu tahu nggak, sih,” kata Yuna sambil mengunyah singkong gorengnya, “Bu Desi, tuh, suka banget bunga anggrek. Aku lihat di akun IG-nya, rumahnya penuh pot kecil.”

Zea tersenyum. “Pantes, ya, orangnya kalem banget. Kayak anggrek juga.”

Mereka duduk di bangku panjang dekat kantin, menikmati suasana. Beberapa murid lalu-lalang, sebagian duduk di lantai, sebagian berdiri sambil bercanda.

Tiba-tiba, terdengar suara keras dari arah kanan.

“Heh, lo anjing!”

Zea dan Yuna langsung menoleh. Seorang murid laki-laki berteriak ke temannya, wajahnya merah, tangan menunjuk tajam. Temannya membalas dengan dorongan kecil di bahu.

“Kamu duluan yang nyenggol aku!”

“Aku nggak nyenggol! Lo aja yang buta!”

Lihat selengkapnya