Blurb
Bagi Dryna, senja adalah sebentuk keindahan paling keji. Dia pandai memanipulasi. Memerangkap manusia dalam indahnya warna-warni yang dimainkan di garis cakrawala. Membuat mereka terbuai sehingga lupa jika di depan sana perpisahan menanti. Layaknya Mentari yang meninggalkan bumi. Layaknya gelap memupus terang.
Lalu, semesta seakan berperan sebagai si tak pernah lelah, atau barangkali, si bodoh. Sebab, ia selalu menanti senja menyapa kembali, meski tahu akan seperti apa akhirnya. Dia tetap di sana, menunggu senja hadir lagi.
Dan Dryna tidak mampu memungkiri, jika ia berhasil dibikin iri. Dia iri akan bagaimana semesta menunggu senja. Dia iri pada senja yang selalu diberi kesempatan oleh semesta untuk kembali. Dryna menginginkan itu. Sebuah kesempatan.
Tidak harus sebanyak senja yang tak tahu diri. Setidaknya sekali.
Hanya sekali.
Dan ia takkan menyia-nyiakannya.
﹏﹏﹏﹏