EVERNA Bittersweet Symphony

Andry Chang
Chapter #2

1st Verse OVERTURE

Lho, aku di mana?

Itulah pikiran pertama yang terbit setelah penglihatan dan kesadaran Daini pulih.

Pasalnya, yang Daini lihat di sekitarnya saat ini adalah benda-benda yang melayang kesana-kemari, tak beraturan. Latarnya adalah sebuah ruang hitam maha luas, berhiaskan selendang-selendang cahaya berjuta warna berpendar lembut.

Benda yang melayang di dekat Daini saat ini adalah seperangkat pintu, jendela dan pagar rumah yang tersusun rapi. Daini terkejut, mengenali pintu dan jendela tadi seharusnya sudah hangus, namun kini terlihat seolah tak pernah terbakar sama sekali.

Daini mengulurkan tangan, mencoba meraih pintu. Namun betapa terkejutnya dia saat menemukan seluruh tangannya berpendar putih kebiruan. Tak hanya tangan, seluruh tubuhnya berpendar pula.

 T-tubuhku?

Pakaian yang ia kenakan kini bukan seragam sekolah, melainkan gaun kesayangannya.

Suara pertama yang Daini dengar di alam serba aneh ini justru maskulin nan lembut. “Itu pakaian saat kau dimakamkan.”

Terperanjat, Daini berbalik ke arah sumber suara.

Yang berdiri di hadapannya kini adalah si pemuda berambut merah, berjaket merah dan bertato hitam di wajahnya. Si stalker.

Dengan bibir bergetar, Daini berseru, “S-siapa kau? Tempat apa ini? A-apa yang terjadi?”

Yang ditegur malah dengan santai menyeruput kopi dari paper cup-nya, baru menjawab, “Ini Alam Roh alias Limbo, ranah antara dunia fana dan baka. Aku membawa rohmu kemari untuk menawarkan kesempatan kedua padamu.”

A-astaga! Jadi aku telah...! Daini terperangah. Nalarnya sama sekali tak mampu mencerna semua ini.

Sebaliknya, justru si pemuda menyunggingkan senyum mempesona di wajah tampannya. “Namaku Arcel Raine, seorang musafir antar ranah. Salam kenal, Daini!”

Akhirnya Daini tak tahan lagi. Ia melabrak, “Apa maksudmu?”

“Begini, aku bisa memberimu kesempatan kedua untuk hidup kembali menjadi orang lain, di masa dan dunia yang berbeda.” Arcel menadahkan satu telapak tangan, menampilkan siluet ungu sesosok wanita berambut lebih panjang daripada rambut Daini. “Jiwamu akan pindah ke raga orang lain dan jiwa orang itu pergi ke alam baka.”

Mata Daini terbelalak. Ini hal tergila dan paling tak masuk akal yang pernah ia dengar sejauh ingatannya.

Arcel terus memaparkan, “Kau akan menjadi Putri Anne dari Kerajaan Lore. Kau akan menjalani hidup tanpa berkekurangan. Tapi sebagai gantinya, kau harus bertahan hidup dengan tubuh itu, apa pun caranya.”

Tiba-tiba Daini menyela, “Apa sebaiknya aku kembali ke dua jam yang lalu saja?”

Giliran mata Arcel yang terbelalak. Citra siluet cahaya di tangannya lenyap seketika.

Namun Arcel sudah mempersiapkan jawaban gamblang, “Lantas mengubah nasib bayi yang telah kau selamatkan?”

Daini tercekat, kehabisan kata-kata.

Lihat selengkapnya