EVERNA Bittersweet Symphony

Andry Chang
Chapter #4

3rd Verse VIVACE

Selamat pagi, dunia yang asing.

Telah beberapa bulan berlalu sejak Arcel memperingatkan Anne tentang rentetan percobaan pembunuhan itu.

Ternyata tak terjadi apa-apa. Anne masih hidup, Arcel pun tak kunjung muncul. Apa itu berarti nyawa Sang Putri sudah aman tenteram? Apakah Arcel sudah berhasil menangkap biang keladi krisis ini dengan cepat? Apakah Anne sudah bisa bernapas lega?

Satu hal yang baru Anne pahami, hidup berkelebihan sebagai Putri Raja bukan berarti ia boleh bermalas-malasan atau bermain sepanjang hari dan setiap hari. Dibandingkan dengan “kehidupan lama”-nya sebagai Daini si gadis millenial, peran baru sebagai orang lain ini justru amat menantang dan... melelahkan.

Contohnya, hampir tiap hari Anne harus belajar bernyanyi dan main piano. Padahal walau suaranya cukup merdu, Daini agak buta nada sehingga sulit sekali bernyanyi dan bermusik sambil membaca not balok dalam partitur. Alhasil, yang dihasilkan Anne adalah suara-suara sumbang, kacau, keras pula.

Bahkan guru musik Anne menutup telinga sambil berteriak kesakitan. Dua minggu yang lalu si guru musik mengundurkan diri dengan alasan menuruti saran dokter agar tidak tuli.

Belum lagi guru dansa yang, walaupun masih sanggup bertahan kadang datang dengan kaki dibalut perban. Sebabnya jelas, Anne terlalu sering membentur dan menginjak kakinya sewaktu berdansa. Guru yang satu ini banyak akal. Belakangan ini ia membiarkan Anne memimpin dansa seperti halnya pria, demi mempertahankan keutuhan modal si guru dansa yang paling berharga, yaitu kakinya sendiri.

Yang paling parah tentu adalah pelbagai ilmu pengetahuan yang disampaikan oleh tutor kerajaan pada satu murid saja, yaitu Anne. Apalagi gaya mengajar sang guru pria tua yang kaku dan suaranya yang monoton membuat Anne cepat bosan, bahkan sering ketiduran.

Satu-satunya nada suara sang guru yang berbeda adalah saat ia terpaksa lancang menegur Anne, “Tuan Putri, tolong belajar yang benar ya!”

Tapi Anne malah memainkan pensil yang dijepit di antara hidung dan bibirnya sambil berujar malas, “Ah, aku jadi ingin makan siang...”

Di suatu pagi awal musim semi, Anne yang baru selesai mandi, berpakaian dan berdandan berdiri sejenak, berpegangan pada pagar teras istana. Tatapannya menerawang jauh ke Kota Alceste yang terbentang luas, tak tampak batasnya.

Anne membatin, Ternyata hidup sebagai Tuan Putri repot banget! Lihat saja, sebentar lagi aku pasti bakal disuruh pergi ke ruang belajar...

Entah kebetulan atau memang tepat jadwalnya, Bu Coltham membuyarkan lamunan Sang Putri Raja dengan berkata, “Tuan Putri, tutor yang mengajar Anda sejak kecil baru saja datang dan menyampaikan surat pengunduran diri. Beliau menolak mengajar Anda dari awal lagi, lagipula sikap Anda di kelas tidak sopan.”

“Ya, itu salahnya. Di tempat asalku, cara mengajar guru...” Anne cepat-cepat menutup mulut, nyaris kelepasan membongkar jati diri Daini dalam dirinya.

Untunglah Bu Coltham tak menyimak kata-kata Anne tadi karena ia terlanjur sesegukan. “Hiks... Padahal sebentar lagi pesta debut Anda... hiks. Kenapa Anda jadi tak bisa apa-apa, hiks...”

Dengan enteng Anne melambai. “Kan aku amnesia. Jadinya lupa semua tuh.”

“Kalau begitu belajar ulang yang benar dong!”

“Bisa saja, asal si tutor bisa mengajar dengan benar juga.”

Jawaban itu membuat Bu Coltham tersentak. “Apa kata Leslie Cairns nanti kalau melihat Anda jadi begini, Tuan Putri?” keluh Coltham lagi.

“Leslie itu siapa?” Anne mendelik.

Si pengasuh gemuk menepuk dahi. “Ah ya, Tuan Putri juga lupa soal dia.”

Lalu dengan suara lebih perlahan Coltham menerangkan, “Leslie Cairns adalah Wakil Direktur Utama dan pewaris perusahaan dagang dan manufaktur terbesar di Lore saat ini, yaitu Cairns & Co.. Keluarga Cairns bahkan hampir sekaya sang Raja saat ini dan Leslie sendiri adalah tunangan Anda.”

Wajah Anne sumringah. “Kaya tapi tampan, kan?”

“I-iya...”

Nah, ini baru sisi nikmat jadi Putri Raja. Perasaan Anne yang berbunga-bunga membuat pikirannya menerawang. Wow, seperti siapa yah, Leslie Cairns itu? Kayak Chris Evans? Atau Tom Holland?

Sikap Anne itu membuat si pengasuh jadi gemas bukan kepalang. “Karena itu, terpaksa ini harus dilakukan! Kehormatan keluarga Raja harus dipertahankan!”

Wajah dan sentakan galak Coltham menyeruak amat dekat di wajah Anne, membuatnya amat gelagapan. “Gembleng intensif mulai hari ini! Dilarang menangis!”

Lihat selengkapnya