Arcel Raine punya waktu tiga puluh menit untuk menuntaskan aksinya, melacak keberadaan satu dari ribuan insan dalam gedung tertinggi di Lore saat ini, Kantor Pusat Cairns & Co.
Tadi Arcel sengaja minta izin pada Leslie setelah mereka tiba di lantai paling atas, yaitu lantai dua puluh empat. Akibatnya, kini ia dapat lebih mudah dan lebih cepat melaksanakan penyelidikannya dengan menuruni tangga darurat sampai ke lantai dasar, tak perlu harus dua kali kerja mendaki dan turun lagi.
Saat bicara dengan Leslie tadi, Arcel tak merasakan aura kehadiran si siluman kucing putih di lantai puncak. Karena itulah ia memutuskan untuk langsung menyelidiki tangga darurat.
Tak hanya mendeteksi aura sosok incaran, Arcel menggunakan cahaya merah jambu dari jari manisnya yang berfungsi sebagai senter untuk menerangi tangga darurat yang remang-remang. Ia mencari tanda-tanda keberadaan dan arah pergerakan si kucing putih, agar tahu di lantai berapa ia harus pergi berikutnya.
Arcel menyisir tiap jengkal tangga. Yang mengherankan, ia tak melihat sedikit pun bulu yang rontok, bekas cakaran kucing, bau atau tanda apa pun.
Mungkinkah wujud manusia si kucing siluman itu bukan orang dekat Leslie, bahkan bukan Leslie Cairns sendiri? Padahal, entah Arcel mengetahuinya atau tidak, Leslie punya kebiasaan keluar-masuk kantor lewat tangga darurat dan pintu samping, bukan pintu utama.
Arcel terus mengamati dengan seksama sambil kakinya terus melangkah. Tak sampai lima belas menit kemudian, ia sampai di lantai dua belas. Di beberapa anak tangga, barulah tampak tanda-tanda bulu putih dan bekas cakaran kucing yang ia cari.
Tanda-tanda yang bertebaran itu membuktikan kecurigaan Arcel benar. Si kucing putih siluman memang berasal dari Gedung Cairns & Co. Atau lebih tepatnya, wujud manusia si kucing adalah karyawan di kantor ini.
Tapi apa benar si siluman adalah karyawan di lantai dua belas? Bisa jadi tiap kali dia kembali ke kantor, dia hanya berhenti saja di sembarang lantai dan yang paling tinggi di lantai dua belas, lalu berubah wujud menjadi manusia dan menumpang lift entah ke lantai mana lagi.
Kalau memang benar perhitungannya sejauh itu, kecerdasan si manusia siluman kucing jelas sangat tinggi dan istimewa. Bisa jadi dia adalah salah seorang karyawan yang sangat menonjol di Cairns & Co. Atau jangan-jangan... dia Leslie Cairns sendiri?
Arcel berpikir lebih jauh sambil terus menuruni anak tangga. Tak mungkin Leslie. Sejak tadi aku sempat mengamati punggungnya, tak ada tanda-tanda luka serempetan peluru di sana.
Saat larut dalam pikiran, tiba-tiba sekelebatan putih lewat persis di sebelah Arcel dan terus lari mendaki tangga darurat. Arcel terkesiap dan menembakkan serentetan jarum merah jambu dari jari manisnya. Jarum-jarum energi itu lebih kecil dan lebih pendek daripada jarumnya tadi.
“Berhenti, siluman!” teriak Arcel. “Atau kutembak dengan jurus yang lebih kuat lagi!”
Sebenarnya Arcel sudah menduga si kucing tak akan menurut dan terus lari. Jadi, ia sengaja memilih tembakan berdaya lebih lemah daripada jarum ungu, dengan harapan melumpuhkan, atau setidaknya menghentikan si makhluk kecil.
Suara mengeong melengking seakan memastikan keputusan Arcel benar. Mengira si kucing telah berhenti di tempat, Arcel terus berlari menyusul ke lantai-lantai atas.
Tiba-tiba pria sakti itu merasakan ada sesuatu menyerempet pergelangan kakinya, semacam rasa gatal yang menyengat. Tapi ia tak segera berhenti, karena bila ia berhenti ia tak kehilangan keseimbangan dan jatuh di tangga.
Arcel terus berlari, tapi sampai di lantai dua puluh ia baru sadar bahwa seharusnya ia sudah menyusul si kucing di antara lantai delapan belas dan dua puluh, bila kucing itu tak bergerak atau hanya bisa bergerak lambat karena luka-lukanya. Tapi ternyata tak ada kucing atau apa pun di sana. Si musafir muda baru sadar telah melakukan kesalahan, penyelidikannya harus terhenti sementara di sini karena si sasaran telah menghilang.
Yang jelas tak diketahui Arcel adalah ternyata si kucing siluman cepat-cepat berubah wujud menjadi seekor tikus putih saat dia berhasil dihentikan oleh satu-dua jarum merah jambu Arcel. Lalu si tikus berbalik arah dan menuruni tangga, lewat secepat kilat di dekat pergelangan kaki Arcel dan melarikan diri, menghilang ke lantai bawah dan mungkin keluar dari gedung kantor.
Yang pasti, usaha Arcel gagal total. Siapa pun siluman itu, ia tak akan berani lagi muncul di gedung kantor ini, setidaknya bukan dalam wujud siluman. Tidak hari ini.