EVERNA Bittersweet Symphony

Andry Chang
Chapter #20

5th Verse ELEGY - Part 1

Melihat makan malam unik kali ini, Putri Anne menjadi amat penasaran. Jiwa ketimuran Daini dalam dirinya tergugah oleh cita rasa kaya warna yang sesungguhnya amat ia rindukan.

Manis, asin, pedas dan gurih, semuanya bersatu-padu dengan seimbang nan serasi dalam satu racikan sempurna. Pada masakan yang sungguh eksotis dan tak terlalu mewah.

“Ada apa, Tuan Putri?” tanya Bu Coltham. “Tak suka masakan ini? Biar hamba ganti...!”

“Justru sebaliknya,” sanggah Anne. “Sudah lama aku tak merasakan makanan berbumbu manis-pedas seperti ini, entah sejak kapan.”

“Waktu Tuan Putri masih kecil, ada utusan dari negeri timur yang disebut Wishy, Washy... oh ya, Wushu datang ke Lore untuk memperkokoh hubungan perdagangan antara kedua negara. Mereka membawa dan membuatkan masakan-masakan eksotis, namun Tuan Putri tak suka rasanya dan merajuk, minta dibawakan masakan lain saja.”

Anne cepat-cepat membela diri. “Lain dulu, lain sekarang, Bu. Memang ada utusan dagang dari Chi... eh, Wushu lagi yang datang?”

“Tidak juga. Tapi hamba dengar ada koki dari Timur yang baru saja diterima kerja di istana. Karena masakan dari Wushu akan masuk dalam menu sehari-hari untuk keluarga Raja, ada baiknya Tuan Putri mulai membiasakan diri dengan itu. Tapi kalau pada umumnya orang-orang yang makan di meja utama istana tak suka masakan berbumbu rempah-rempah, si koki Wushu itu seketika akan kehilangan pekerjaannya di sini.”

“Oh, begitu rupanya.” Anne mengangguk, baru paham apa yang terjadi. “Tolong sampaikan penghargaan dariku pada koki yang membuat masakan ini.” Anne menghabiskan sarapannya sampai tandas, bukti penghargaannya tak hanya di bibir saja, melainkan dari lidah turun ke hati.

Rasa ini sungguh hiburan bagiku dalam menjalani hari-hari sepi dan menjemukan selama dua minggu ini, batin Anne. Namun, apa yang bakal terjadi setelah dua minggu berlalu?

 

==oOo==

 

Tak terasa, dua minggu telah berlalu.

Putri Anne kembali bebas dari status “tahanan kamar”. Tapi ia masih harus berkutat dalam gedung Istana Marlham saja. Bisa jadi, kebiasaannya memandang ke kejauhan dari jendela dan teras kamarnya harus tertunda terus, entah sampai kapan.

Tapi setidaknya sesi pelajaran dengan Arcel dan, yang paling ia nantikan, sesi terapi dengan Trevor dapat dilanjutkan.

“Yah, hasil evaluasi dariku telah diterima dan disetujui oleh Permaisuri Mathilda,” kata Trevor, kali ini senyumnya membuat matanya tampak menyipit. “Itu artinya aku dapat terus bertemu Tuan Putri. Terapi untuk memulihkan ingatan yang hilang akibat amnesia jelas-jelas butuh waktu yang lama. Sayangnya, kini aku dilarang menggunakan metode ‘jalan-jalan keluar istana untuk menapak tilas kenangan masa lalu’ lagi. Sekali lagi aku melanggar larangan diri Anda keluar istana, terapi bakal langsung dihentikan selamanya.”

Anne mengernyitkan dahi. “Selama ini aku mengira Ibunda Permaisuri terlalu lembut dan tak bisa membuat keputusan tegas karena memanjakanku,” katanya. “Tapi ternyata diam-diam beliau bisa sadis juga, ya.”

“Kadang-kadang mereka berdua bisa amat mengejutkan, baik Raja maupun Permaisuri. Padahal tiap kali mereka bersikap kaku karena etiket, kurasa tampang mereka terlihat... lucu.”

Lihat selengkapnya