EVERNA Bittersweet Symphony

Andry Chang
Chapter #21

5th Verse ELEGY - Part 2

Karena Anne sudah dekat dengan Trevor, sikapnya pada Arcel selama waktu pelajaran jadi biasa-biasa saja. Tak ada pembicaraan pribadi di antara keduanya, termasuk yang menyangkut menu dan koki baru asal Wushu bernama Mei Ling.

Sisi positifnya, Anne jadi sedikit lebih antusias dalam mengikuti pelajaran. Di sisi lain, Arcel pelan-pelan memperbaiki caranya mengajar, sehingga segala ilmu tersampaikan dengan lebih lancar, lebih menarik dan lebih mudah diserap oleh muridnya.

Setelah dua jam pelajaran dengan Arcel berlalu, Anne istirahat sejenak, entah untuk tidur siang, membaca buku atau bersenda-gurau dengan Permaisuri atau para anggota keluarga Raja yang lain. Karena yang terakhir itu sulit terwujud dan Anne sedang bosan membaca buku, ia memutuskan untuk tidur siang saja.

Setelah makan malam, Anne biasa ke balairung untuk duduk-duduk dan menikmati musik dari pianis dan orkes istana. Anne tak punya teman yang bisa diajak bicara, tak bisa bebas bicara dengan Arcel dan tak bisa banyak mencurahkan isi hatinya pada Bu Coltham. Jadi, yang jadi temannya adalah buku-buku novel yang entah sudah berapa banyak ia baca sampai tuntas.

Yang aneh, ternyata banyak dari novel-novel itu berisi cerita-cerita yang mirip dengan dongeng-dongeng atau kisah-kisah klasik di Bumi tempat asal dirinya sebagai Daini. Lebih gila lagi, hampir semuanya mencantumkan keterangan “berdasarkan sejarah nyata” di halaman depan novel. Jadi, kisah-kisah “Seribu Satu Malam”, “Si Kucing Bersepatu Bot”, “Pinocchio” dan lain sebagainya adalah peristiwa aneh tapi nyata yang pernah terjadi di Terra Everna, padahal di Bumi hanya dianggap dongeng isapan jempol belaka.

Tetap saja, Anne berharap ada seseorang yang benar-benar ada untuk menemaninya di waktu-waktu kesendiriannya ini. Bukan Trevor yang mungkin hanya bisa sesekali mengunjunginya waktu malam karena mereka belum menikah. Bukan pula Arcel, Coltham, apalagi badut, pelawak atau pemain sandiwara istana.

 Setelah segala hiburan itu, kini tiba waktunya Anne naik ke peraduan untuk melewatkan malam menuju hari yang baru.

Namun Anne malah tak bisa tidur. Peluh membasahi dahinya, dengan gelisah ia berbalik ke kiri dan kanan ranjang. Lantas ia mengigau, “Dim sum... Aku ingin dim sum...!”

Akhirnya, Anne terbangun dan menarik tali di sisi ranjangnya yang terhubung dengan bel di kamar pelayan pribadi Putri Raja di sebelah. Bu Coltham datang terburu-buru menghampiri Anne dan bertanya, “Ada apa Tuan Putri, tengah malam begini?”

“Aku ingin makan dim sum, Bu Coltham.”

Mata Coltham terbelalak. “Dim sum? Apa itu?” tanyanya.

“I-itu masakan dari Chi... eh, Wushu...”

Lihat selengkapnya