Kembali di luar Istana Marlham di malam Coltham keracunan.
Koki Mei Ling berhasil melarikan diri dari Istana Marlham. Ia menjatuhkan para prajurit jaga malam dengan jarum beracun dan tentunya sudah terlalu jauh untuk dikejar oleh para pengawal Raja.
Setelah merasa cukup aman, Mei Ling cepat-cepat mengubah wujudnya dengan sihir. Wanita itu kembali ke penampilan serta jati diri aslinya, yaitu Tan Xin, si musafir antar ranah.
Karena sudah kelelahan, Tan Xin berjalan terseret-seret. Baru satu jam lebih kemudian ia sampai di gedung reot dalam sepinya Distrik Niaga dini hari.
Makin kelelahan, Tan Xin memanjat satu demi satu anak tangga dengan lamban. Tubuhnya gemetar, selain karena kelelahan ia juga ketakutan. Misinya telah gagal. Karena itu, sang ketua pasti bakal menghukumnya dengan amat kejam. Membayangkan seperti apa hukuman itu saja ia bahkan tak berani.
Setibanya dalam ruangan kumuh tempat rapat Empat Musafir Penunggang Akhir Zaman, Tan Xin langsung lemas dan jantungnya berdebar amat keras.
Pasalnya, sang ketua yang adalah pria bertudung yang amat misterius ada di tempat sambil berdiri tepat di hadapan wanita berusia tiga puluhan itu. Sesaat kemudian, dua bola kristal di sisi kiri dan kanan sang ketua berpendar, menampilkan dua citra sihir yang seperti hologram di atas bola-bola kristal itu. Itu adalah citra Robert Chandler dan Vittorio Spaldini.
Tak hanya itu saja, sang ketua juga sudah siap dengan teguran keras bernada datar. “Kau gagal, Tan Xin. Putri Anne dan Arcel Raine masih bernyawa.”
Tan Xin cepat-cepat bersimpuh rendah-rendah di lantai. “A-ampun, Tuanku Ketua. Aku tak menyangka orang awam seperti Bu Coltham bisa bergerak begitu lincah, merebut makanan beracun dari wadahnya. Aku memang salah, tapi...!”
“Tahukah kau apa kesalahanmu yang sebenarnya? Kau membuat dirimu dikenali dan kau meninggalkan barang bukti! Andai kau berhasil membunuh Anne, kita pasti akan mendapatkan perlawanan dari Arcel dan Faksi Alistair Kane, tapi aksi mereka itu bakal percuma saja karena tujuan kita untuk mengubah sejarah sudah tercapai. Tapi kalau begini jadinya, perjuangan kita bakal jauh lebih berat! Ordo Altair pimpinan Alistair Kane pasti akan memburu kita lebih cepat dari perkiraan, mencegah kita untuk beraksi lebih jauh!”
Tan Xin terpaku seperti ditusuki ribuan jarum. Ada niat dalam kepalanya untuk berbalik dan lari, tapi itu berarti ia juga akan diburu dan bernasib lebih mengenaskan daripada menerima hukumannya di sini sekarang.
“Bagus, kau tak lari, itu berarti kau bukan pengecut.” Sang ketua lalu menoleh ke kiri dan kanan dan berkata, “Chandler, Spaldini, lihat baik-baik, Ini peringatan untuk kalian berdua. Kalau sampai kalian gagal lagi, apalagi separah Tan Xin si ceroboh itu, hukuman untuk kalian akan lebih mengerikan daripada ini.”
Tiba-tiba tubuh ramping Tan Xin terangkat dari lantai dengan sendirinya. Bedanya dengan Sihir Pelayang Spaldini, sang ketua tak menggerakkan tangan, bahkan jarinya sedikit pun. Saat berikutnya, sebelum Tan Xin sempat mengerahkan sihir, ia merasa ditekuk-tekuk dengan kasar, ditusuki jarum-jarum raksasa dan tiap tulangnya hendak dipatahkan. Tubuhnya kejang-kejang di udara dalam pose-pose yang tak wajar. Tak ayal wanita itu berteriak-teriak kesakitan dengan suara melengking.
“Diam kau, dasar berisik.” Masih dengan nada suara datar, sang ketua menekan mulut dan rahang Tan Xin dengan sihir agar selalu tertutup, sehingga suara-suara teriakan wanita itu teredam. “Nah, itu lebih baik,” katanya.