Situasi di Raine’s Deli kini amat genting.
Arcel Raine, musafir terkuat yang membela dan melindungi Putri Anne Galford dari ancaman para musafir kegelapan kini tengah berjuang di ambang batas antara hidup dan mati. Tubuh pemuda itu kejang-kejang, mengentak-entak, terlonjak-lonjak di ranjang seperti kuda binal.
Parahnya, energi kegelapan yang membungkus tubuh Arcel jadi bagai petir hitam yang menyambar, bahkan mementalkan tubuh Chloe Hewitt yang berada paling dekat dengan Arcel hingga gadis itu membentur dinding kamar.
Karena Chloe sedang memusatkan seluruh energi sihir dan perhatiannya untuk mengerahkan sihir penyembuhan, ia tak siap bertahan dari reaksi Arcel yang terlalu kuat dan mendadak.
Teriakan-teriakan kesakitan dan racauan Arcel makin menjadi-jadi, kata-katanya makin tak jelas. Kedua matanya masih terpejam, namun kerutan di dahinya menyiratkan bahwa ia sedang melihat hal-hal yang mengerikan tengah mengepung, merundung, bahkan menyiksa dirinya.
Sisa-sisa sepak terjang Arcel di masa lalu menyerang balik dari dalam tubuh Arcel, seakan-akan mereka sedang memanfaatkan kesempatan untuk balas dendam saat kondisi Arcel sedang lemah.
Entah sudah berapa lama Arcel telah berjuang untuk mengusir segala residu energi kegelapan dalam tubuhnya, namun solusi yang tepat tak kunjung didapat. Kalaupun ada seseorang yang mau dan bersedia menyerap energi kegelapan itu, kekuatan yang entah sengaja atau tidak berpindah dari Mephistopheles, Dominion dan entah siapa lagi bakal berpindah lagi, berganti mendera tubuh si sukarelawan penolong.
Kecuali bila si penolong jauh lebih sakti daripada Arcel sendiri atau dewa atau iblis mana pun.
Sebagai orang awam, tentu Anne tak berpikir sampai ke sana. Gilanya, sesuatu malah seakan menggerakkan kaki-kakinya. Bukan menjauh, Anne malah mendekati pria kesurupan itu.
“J-jangan, Tuan Putri! Tanpa kesaktian, itu sama saja...!” Kata “bunuh diri” hanya menggantung saja di lidah Chloe, karena Anne sudah terlanjur masuk dalam jangkauan daya energi kegelapan yang membungkus Arcel.
Andai energi hitam dalam tubuh Arcel meledak lagi, dayanya akan menghantam dan malukai Anne jauh lebih parah daripada Chloe. Mungkin sekali Sang Putri akan tewas seketika.
Tapi, terdorong oleh jiwa Daini, si gadis modern yang pernah nekat menerjang api kebakaran untuk menyelamatkan bayi, Anne malah makin dekat lagi ke hadapan Arcel.
Melihat ulah Anne, wajah garang Arcel belum berubah. Gelagat itu berarti Arcel sedang menghimpun energi lagi untuk memicu ledakan kedua.
Sebelum itu terjadi, Anne mengulurkan telapak tangannya ke arah Arcel dan berkata, “Arcel Raine, kumohon tenangkan dirimu dan beristirahatlah dulu.”
Di titik inilah wajah Arcel berubah terperangah. Dengan mata yang tetap melotot, ia menatap Anne. Tubuhnya berguncang makin keras, pertanda ia akan meledakkan energi lagi.
Sebaliknya, dengan mengerahkan segenap keberanian, Anne bicara lagi, “Terima kasih kau telah menyelamatkanku berkali-kali, Arcel. Teirma kasih telah mencegah aksi Vittorio Spaldini, si koki dari Wushu dan entah siapa penembak jitu yang menyamar jadi Robert Chandler. Kini aku selamat, aku telah memutuskan tidak kembali ke istana untuk sementara waktu dan bersembunyi dulu di Toko Roti Raine’s Deli.”
Raut wajah keras Arcel mulai mengendur, tapi kesan ganasnya masih tetap terasa.
“Dengan begitu, kau tak akan kerepotan lagi menjagaku, apalagi mengandalkan Chloe saja. Kau bisa lebih berkonsentrasi untuk melakukan penyelidikan, mencari tahu biang keladi yang sedang mengancamku dan membasminya.”