EVERNA Bittersweet Symphony

Andry Chang
Chapter #41

3rd Verse PIANISSIMO

Bertubuh hewan, menggunakan benak manusia.

Itulah kemampuan alih wujud gaib yang dimiliki oleh kaum animorphus.

Dalam wujud kucing berbulu serba putih, si animorphus yang satu ini mendapatkan pula pelbagai kelebihan dan kekurangan kucing yang tak dimiliki manusia pada umumnya.

Contohnya, kini si kucing putih bisa melihat dan mendengar dari kejauhan dengan jelas. Matanya seakan-akan jadi seperti teropong, sehingga manusia yang dilihatnya di kejauhan, misalnya tampak hampir sebesar ukuran aslinya.

Kali ini, manusia itu adalah pria berambut jingga, berkacamata bernama Trevor Branson.

Si kucing putih memata-matai Trevor dari atap sebuah gedung di seberang rumah gedung Keluarga Branson. Tampak jelas pria berwajah tirus itu sedang bicara dengan sais kereta taksi.

“Tolong antar saya ke Distrik Everingham, Pak,” kata Trevor, suaranya terdengar cukup jelas dari kejauhan. “Tapi kita mampir dulu sebentar di Distrik Pasar.”

Mendapatkan cukup informasi, si kucing mulai bergerak dari atap ke atap, ke arah Distrik Pasar, nama yang jauh lebih populer daripada nama aslinya, yaitu Distrik Wylesbury. Tentunya ia tahu jalan yang kira-kira bakal dilalui kereta Trevor ke sana.

Tatapan mata si kucing yang berpupil elips nyaris tak lepas dari kereta Trevor. Namun, itu membuatnya agak kurang waspada.

Saat melompat dari atap satu gedung ke atap gedung sebelah, kaki-kaki belakangnya tergelincir dan hampir menarik seluruh bobot badannya yang seharusnya relatif ringan jatuh ke jalanan padat jauh di bawah sana. Untunglah kuku-kuku runcing kedua kaki depan si kucing muncul seketika dan mencengkeram kuat-kuat di tepi atap. Dua kaki belakangnya lantas berpijak di dinding dan si kucing cepat-cepat mendoncang naik ke posisi yang lebih aman di atap.

Seperti halnya manusia, si kucing menghembuskan napas lega. Lalu di saat berikutnya ia kembali memusatkan perhatiannya pada sasaran. Untunglah kereta Trevor masih terlihat dan tak terlalu jauh untuk disusul. Itu mengingat kereta taksi di Alceste berwarna seragam, yaitu hitam, hampir sama pula bentuk dan warnanya dengan kebanyakan kereta kuda di Ibukota.

Jadi, dengan kecepatan lari yang lebih baik, si kucing berhasil menyusul dan menjaga jarak dari kereta Trevor. Padahal manusia biasa seperti Trevor sulit sekali menyadari keberadaan si kucing putih kecuali terlihat oleh mata.

Dengan lebih hati-hati, si kucing terus melompati atap demi atap sambil terus melacak arah pergerakan kereta kuda sasaran, yang sempat melambat tiap kali melalui jalan-jalan yang ramai.

Setelah menguntit hampir setengah jam, tibalah si kucing di Distrik Pasar Wylesbury. Di sini, kereta kuda berjalan lebih lamban karena suasana jalanan di pagi hari jelas amat ramai, Ironisnya, justru di distrik ini gedung-gedungnya tidak terlalu tinggi dan menjulang, paling tinggi tiga sampai lima antai saja.

 Yang paling menyulitkan bagi si kucing siluman adalah suara bising dari hiruk-pikuk pasar yang membuatnya sulit mengenali suara siapa, dengan siapa Trevor berinteraksi atau berbincang.

Kabar baiknya, tak sekali pun Trevor terlihat turun dari kereta atau ada orang yang menghampiri kereta dan berinteraksi dengan si penumpang di dalamnya. Jadi, kecil kemungkinan si kucing akan melewatkan setiap pergerakan Trevor, mengingat kini keretanya bergerak relatif lamban.

Lihat selengkapnya