Kena kau sekarang, siluman.
Itulah ucapan Arcel Raine dalam hati sambil ia bergerak lincah, hampir tanpa suara dengan ilmu peringan tubuh yang dikuasainya.
Aku akan membongkar identitasmu dan identitas semua biang keladi teror ini, semua anggota komplotanmu hari ini.
Pria dengan rajah hitam di pipinya itu mengenakan tudung dan pakaian serba hitam, tak ubahnya pembunuh gelap. Tatapannya tak lepas sedikit pun dari si kucing putih.
Arcel sudah membayar harga yang mahal untuk mendapatkan kesempatan ini, yaitu terbongkarnya identitas “Daini” yang kini berlindung di rumahnya. Namun, sebenarnya hal itu sudah niscaya, terutama sejak Trevor Branson menemukan Anne di sana.
Karena berkaitan amat erat dengan istana dan pemerintah, sengaja atau tidak, Trevor pasti akan membocorkan rahasia Anne. Jadi karena nasi sudah jadi bubur sejak Trevor datang, terpikirlah oleh Arcel untuk menebar perangkap.
Untuk mengantisipasi kemungkinan ada yang membuntuti dan mengintai Trevor diam-diam, Arcel bersembunyi pula di balik atap Raine’s Deli, tempat ia biasa bermain saat masih kecil dulu. Arcel sengaja menyamar supaya disangka sesama pengintai.
Entah itu dari pihak pemerintah, musafir kegelapan, atau bisa pula bahkan dari Ordo Assassin, yaitu organisasi pembunuh gelap yang beroperasi menurut paham dan idealisme mereka sendiri, atau kelompok-kelompok semacamnya.
Dugaan Arcel terbukti benar. Kemunculan si kucing putih memperkuat dugaan bahwa yang bergerak adalah dari pihak musafir kegelapan. Ia tak tahu apakah kucing itu juga adalah agen pemerintah atau ada hubungannya dengan oknum atau bisa jadi seluruh institusi pemerintah sendiri.
Tapi yang pasti, kucing siluman itulah kuncinya. Arcel harus membuntutinya agar ia dapat membongkar identitas perundung nyawa Anne. Dengan begitu, penyelidikan berbulan-bulan akan akhirnya membuahkan hasil sejernih air sungai pegunungan.
Titik terang itu makin membesar saat Arcel melihat si kucing turun dari ketinggian atap dan menjejak jalanan di sebuah gang sempit. Arcel terus menguntit, tapi tetap menjaga jarak dan tak lantas ikut menjejak tanah pula.
Benar saja, setelah yakin tak ada seorang pun di sekitar gang, si kucing mulai meringkuk seperti sedang marah melihat sesuatu. Saat berikutnya, tubuhnya membesar dan ia bangkit dari posisi meringkuk menjadi berdiri di dua kaki belakangnya.
Bentukan sosok si kucing turut berubah menjadi siluet seorang manusia, tepatnya seorang wanita yang berpakaian gaun lengkap, beserta topi lebar. Penampilannya jadi amat rapi layaknya wanita terhormat.
Arcel baru mendekat sedikit sampai ia melihat dengan jelas wajah wanita yang tidak sedang menghadap ke arahnya itu. Yang berikutnya tampak adalah rambut merah marun dan wajah yang terkesan naif, namun menyimpan banyak rahasia.
Tak salah lagi, wanita itu adalah Bianca Jask.
Dan yang lebih mencengangkan, ternyata kekasih Leslie Cairns itu adalah seorang animorphus.