Entah apa yang merasuki dan mendorong Robert Chandler untuk bertindak seperti kemarin malam. Ia telah membela dan secara tak langsung menyelamatkan nyawa rekannya sendiri, yaitu Tan Xin dari kematian akibat hukuman yang terlalu keras dari ketua Ordo Gregorian.
Entah apa pula yang membuat sang musafir antar ranah yang berasal dari Zaman Sihir Awal itu tetap berada di bilik apartemen Tan Xin yang kumuh, secara telaten merawat serta menunggui wanita yang tak sadarkan diri itu, duduk di kursi satu-satunya di sana dan merenungkan pemikirannya sendiri semalaman.
Apakah Ordo Gregorian sungguh berkiblat pada Laskar Terang, seperti yang ditegaskan ulang oleh Gregor Engelsohn kemarin?
Walaupun segalanya seharusnya jelas, Robert merasakan ada beberapa hal yang janggal dari sikap dan tindak-tanduk Gregor.
Gregor sang malaikat jatuh, nephilim pertama yang menjadi salah satu musafir antar ranah terkuat, hanya setingkat di bawah kekuatan mahadewa pencipta semesta.
Mungkin hasrat untuk membuktikan kebenaran pemikiran diri sendiri dan bahwa Arcel Raine keliru itulah yang mempengaruhi Robert Chandler sekarang.
Hasrat itulah yang membuat kata “Laskar Terang” terngiang terus dalam benak sang pemburu hadiah yang tampak seperti koboi atau bandit dari daerah Barat Liar di Benua Myriath itu.
Membuat dirinya menemukan kejanggalan-kejanggalan pada Ordo Gregorian, serta kontradiksi antara apa yang ditanamkan Gregor Engelsohn dalam benaknya selama ini dengan kenyataan.
Kejanggalan pertama, kata “Laskar Terang” hanya diucapkan Gregor dalam dua kesempatan saja, yaitu saat ia merekrut Robert dan saat Robert menyinggung tentang hal itu kemarin malam. Di antara kedua saat itu, kata “Laskar Terang” tak pernah muncul sama sekali, seakan-akan Ordo Gregorian sebenarnya sama sekali tak ada hubungannya dengan Laskar Terang.
Kejanggalan kedua, seperti yang telah Arcel Raine katakan, kecuali Robert, para anggota Ordo Gregorian memiliki perangai dan perilaku yang malah condong pada Laskar Kegelapan. Kejam, ambisius, suka membunuh demi kesenangan sebagai contohnya.
Kejanggalan ketiga, pola keputusan dan tindakan dalam Ordo Gregorian, termasuk pula pemberian penghargaan, hukuman dan koordinasi antar anggota malah lebih condong pada metode kerja Laskar Kegelapan dibanding Laskar Terang. Rasa toleransi yang rendah terhadap kegagalan, tipe hukuman dengan siksaan, dan para anggota yang cenderung saling sikut dan ingin memborong jasa untuk kejayaan pribadi alih-alih bekerjasama demi tujuan bersama, itulah yang kentara. Tak sedikit pun ada nuansa Laskar Terang di sana.