“Bianca Jask? Bukankah kau kini adalah kekasih Leslie Cairns, mantan tunangan Putri Anne?” tanya Trevor Branson pada wanita berambut merah marun yang menegurnya di depan reruntuhan kebakaran Raine’s Deli di tengah hari.
“Pengetahuanmu sungguh mengagumkan, Trevor,” ujar Bianca yang nada bicaranya juga mulai akrab. “Sebenarnya aku mewakili perusahaan kami, Cairns & Co.. Kami punya kepentingan di Raine’s Deli sebagai kreditur. Jadi aku harus meninjau tempat ini dan menyampaikan laporan pada Wakil Direktur Leslie Cairns, untuk menentukan apakah pemilik Raine’s Deli, Emily Raine layak dan perlu diberikan bantuan investasi dari Cairns & Co. atau tidak.”
“Tak usah repot. Kurasa sanak Keluarga Raine yang telah jauh berkembang selama kurang-lebih sepuluh abad akan mampu membangun kembali Raine’s Deli, lambang kejayaan keluarga mereka secara mandiri. Dengan demikian, warisan keluarga itu akan tetap murni milik Keluarga Raine sampai seterusnya.”
“Kalau begitu, mungkin yang akan kami pertimbangkan adalah keringanan pembayaran atau penghapusan sebagian kredit modal usaha yang dipinjamkan perusahaan kami pada Keluarga Raine. Jangan salah sangka, Pak. Keluarga Besar Raine sebenarnya sedang kesulitan keuangan dan kami dari Cairns & Co. hanya berniat untuk membantu mereka saja.”
Ekspresi wajah Trevor mengendur. “Bila Cairns & Co. benar-benar berniat demikian, aku tak akan menghalangimu. Silakan lanjutkan tugasmu, Nona Jask.”
Namun Bianca tak langsung beranjak. Ia hanya menatap Trevor sambil satu tangannya di pinggang dan satu lagi di dahi. Ia lantas berujar, “Ah ya, masalahnya aku tak mengantungi surat izin untuk melakukan penyelidikan di sini. Apakah kau sudah punya surat izin, Pak Branson?”
Trevor menjawab tanpa memperlihatkan surat yang dimaksud pada lawan bicaranya. “Ya, aku sudah tahu maksudmu. Panggil aku Trevor saja. Begini, kita masuk diam-diam saja dulu. Bilamana ada yang tanya nanti, aku akan bilang kau bersamaku, membantuku dalam tugas yang sedang kujalankan dari Kantor Perdana Menteri.”
“Setuju.” Bianca lantas ikut berjalan beriringan dengan Trevor.
Namun Trevor mulai mengawasi Bianca dari sudut matanya. Ia jelas curiga karena Bianca amat teledor sampai tak punya surat jalan, padahal ia mewakili perusahaan terbesar di Lore. Lagipula, Bianca tak menanyakan alasan Trevor kemari, jadi bisa saja ia sudah tahu bahwa...
Menggeleng sejenak, Trevor berusaha mengenyahkan pikiran itu dalam benaknya.
Kebetulan tak ada petugas yang sedang berjaga-jaga di lokasi. Itu karena penyelidikan dari pihak kepolisian telah tuntas. Maka, kedua “penyusup” langsung saja melewati celah demi celah yang ada dengan amat hati-hati, jangan-jangan ada dinding, langit-langit atau apa pun yang roboh saat mereka melintas.
Bianca lalu menyampaikan informasi penting pada Trevor yang semula tak tahu apa-apa. “Menurut laporan di kepolisian oleh si pemilik toko, kebakaran itu semula dipicu oleh ledakan dari oven uap besar di salah satu sisi dinding dapur. Ledakan dahsyat itu menerbangkan serpihan-serpihan yang lalu membuat ledakan-ledakan berikutnya dari oven-oven lain yang semuanya berbahan bakar minyak tanah.”
Trevor terperanjat. “Jadi itu murni kecelakaan?” sergahnya. “Bukan kesengajaan?”
“Sepertinya begitu, menurut pihak berwajib. Tapi kami harus memastikan dan mengumpulkan bukti-bukti yang cukup bahwa kebakaran itu murni kecelakaan. Karena bilamana ternyata ada unsur kesengajaan dalam kasus itu, tentunya kami tak akan bisa memberi keringanan kredit atau semacamnya.”
Trevor tak bicara apa-apa lagi. Kedua insan itu lantas berjalan terus makin ke dalam, melewati ruangan toko yang porak-poranda, juga koridor yang semula terhalang reruntuhan dinding dan polisi telah menyingkirkan penghalang itu.
Tiba di dapur, Trevor makin terperangah. Bahkan orang awam seperti dirinya dapat menduga bahwa kehancuran yang terjadi dalam ruangan ini semata-mata bukan hanya disebabkan ledakan dan kebakaran saja.
Meja racik terbalik ke satu sisi. Anne dan teman-temannya pasti telah menggunakannya untuk berlindung dari ledakan yang telah mereka antisipasi sebelumnya, tapi tak sempat mereka hindari.
Ada bagian-bagian lemari dapur yang jebol tapi bukan karena terbakar. Serpihan-serpihan oven uap mustahil bisa menjebolnya separah itu. Jadi asumsi Trevor, bisa saja ada sesuatu, entah benda atau energi amat dahsyat yang menerpa lemari-lemari itu.
Perabot-perabot dapur lain terbakar. Anehnya, banyak bagian yang paling hangus dari perabot-perabot itu letaknya berjauhan dari oven-oven. Jadi titik-titik api di bagian paling hangus itu seakan disulut langsung di tempat.
Jelas, terlalu banyak unsur kesengajaan di sini. Pelakunya pasti orang yang sakti dan menguasai kekuatan supranatural. Namun pertanyaannya, siapa? Dan mengapa?
Mengingat kembali insiden-insiden lama, termasuk percobaan pembunuhan di Gedung Teater Caulaincourt, Trevor bisa menebak para pelaku pasti mengincar dan ingin melenyapkan nyawa Anne. Mereka pasti sudah tahu Anne bersembunyi di Raine’s Deli.
Tapi bagaimana mereka bisa tahu? Siapakah biang keladi yang telah membocorkan rahasia tempat persembunyian Anne? Ingin sekali Trevor menghajar orang itu habis-habisan andai bertemu dengannya.