Anne kini duduk di sebelah si supir, Stephen Elgrade dalam mobil. Sementara “kembarannya”, Emily duduk di samping Chloe Hewitt untuk menjaga keduanya.
Hujan deras mukjizat dari Vadis telah reda beberapa lama. Namun hujan itu justru membawa bencana bagi Trevor Branson. Karena Trevor memakai sepatu kulit dengan sol yang rata dan licin, ia tak sengaja tergelincir saat melompat dari ambang pintu yang juga licin akibat air hujan yang merembes dari luar kereta. Trevor jatuh keras di permukaan jalanan tanah, nasib dan kondisinya kini jadi tak menentu.
“Trevor! Putar mobilnya! Kita harus selamatkan Trevor!” teriak Anne histeris.
Chloe menghardik, “Sudah terlambat, Tuan Putri! Takdir Vadis telah memilihmu dan menyisihkan Trevor untuk meneruskan misi pelarian ini! Lagipula mobil ini tak bisa mengangkut lebih banyak penumpang lagi! Andai Trevor tak muncul sendiri, sejak semula kau tak berniat untuk mengajaknya lari bersamamu, bukan?”
“Aku berniat begitu, kok, hanya tak terpikir saja!” Anne coba-coba berdalih.
Chloe menepis dalih itu. “Kini kita sudah tak bisa menolong Trevor lagi, kalau tidak kita semua bakal sama-sama mati! Kau tak punya pilihan lagi, ikuti saja suratan takdir!”
Mau tak mau Anne menurut, duduk diam dengan tubuh masih gemetar. Tangannya menggenggam salah satu pistol Trevor yang sudah penuh dalam tasnya.
Mobil yang dikemudikan Stephen terus menembus pekatnya malam di kota. Kedua lampu depan mobil yang menyorot cukup jauh ke depan, dibantu lampu-lampu jalanan yang masih menyala seakan memuluskan jalan menuju keselamatan.
Keselamatan dari kejaran pasukan pembawa kematian.
Namun jalan keselamatan itu takkan pernah mulus. Itu karena para penghalang datang sebagai suara-suara derap langkah kuda yang lebih bergemuruh daripada sebelumnya.
Anne menoleh ke belakang dan wajahnya pucat pasi seketika, melihat puluhan penunggang kuda yang menyemut di belakang mobil Stephen dan mengejar bagai gelombang tsunami hendak menerpa pesisir pantai.
Melihat itu pula, Chloe berseru, “Gila! Jumlah mereka makin banyak saja! Pasukan Robert dan Tan Xin telah bergabung!”
“Tapi siapa yang memimpin mereka? Tan Xin atau Robert?” tanya Emily.
“Kuharap bukan Robert Chandler, apalagi keduanya.”