Di Kerajaan Lore, ada dua hutan yang dianggap keramat dan amat dilindungi kelestariannya. Dilarang membangun pemukiman, membakar lahan secara sengaja atau menebang hutan berlebihan. Pelanggar akan diganjar hukuman berat, bahkan hukuman mati.
Hutan keramat pertama adalah Hutan Lumien, yang terletak jauh di uatara Alceste dan dekat dengan kota terbesar kedua di Lore, yaitu Varestine.
Hutan Lumien pernah terbakar dalam perang antara Lore dan Arcadia. Orang yang memerintahkan pembakaran itu demi mengalahkan musuh adalah Robert Chandler. Hutan ini adalah suaka bagi beberapa ras dan spesies hewan dan tumbuhan ajaib, di antaranya ogre, troll, mandrake dan tumbuhan pemakan daging.
Tranvia, hutan keramat kedua di Lore juga adalah habitat bagi makhluk-makhluk ajaib yang lebih beragam, juga mengandung hawa gaib yang jauh lebih luas dan lebih pekat daripada Lumien. Jelas, Tranvia adalah hutan keramat sejati, bukan dianggap begitu berdasarkan peristiwa bersejarah saja.
Karena ingin lebih menyatu dengan alam dan hawa gaib yang terkandung dalam hutan, rombongan-rombongan gipsi, termasuk kelompok pimpinan Janet Pedrosa kerap berpindah-pindah dari satu ke hutan keramat ke hutan keramat lainnya.
Kini, setelah menempuh perjalanan lama dari Hutan Lumien dan sempat berkemah di beberapa tempat ideal yang sudah biasa mereka gunakan, akhirnya rombongan Janet tiba di Tranvia.
Dilihat sekilas, hutan gaib ini tak berbeda sedikit pun dengan hutan biasa. Pohon-pohon ek dan birch menjulang, mendominasi penghijauan seperti halnya di Lumien dan hutan-hutam di Lore pada umumnya. Ada bagian hutan dekat pantai yang ditumbuhi pohon-pohon bakau, namun rombongan tak berniat ke sana.
Tempat perkemahan yang dituju yaitu yang kini tampak dalam pandangan mata Anne, yaitu tanah lapang yang terletak di tepi sungai yang seakan membelah hutan. Hamparan pohon birch di sekeliling tepi lapangan itu seakan menjadi latar belakangnya.
Karena sudah menjelang senja, rombongan langsung membuat formasi kereta melingkar, lalu menyiapkan makan malam dan api unggun. Tibanya mereka di tempat keramat ini patut dirayakan. Tak lupa ada upacara pemujaan untuk Mahadewi Bunda Alam, Enia oleh segelintir penyembahnya di Terra Everna.
Entah untuk yang keberapa kalinya dalam satu hari, Putri Anne dikunjungi si ketua rombongan, Janet Pedrosa. Interaksi antara mereka berdua ternyata lebih sering terjadi daripada antara Anne dengan teman-teman sekelompoknya.
Chloe sudah terus-menerus mencoba berkomunikasi dengan Arcel lewat telepati, tapi Arcel tak menjawab. Alistair Kane juga tak menjawab komunikasi telepati, bahkan tak menghubungi Chloe. Sedangkan Stephen terlalu sibuk berinteraksi dengan Emily, hanya sesekali saja berbasa-basi dengan Tuan Putri.
Maka, Janet jadi sahabat karib baru Anne. Sepanjang perjalanan, keduanya bertukar banyak informasi tentang kehidupan masing-masing, baik sebagai gipsi pengembara maupun Putri Raja. Yang paling menarik tentunya adalah cara masing-masing berpikir dan berpendapat terhadap masalah-masalah pelik.
Dalam perbincangan antara Anne dan Janet di rerimbunan pohon birch sambil mengumpulkan ranting untuk kayu bakar, Janet berkata, “Kurasa Zaman Mesin telah berlangsung terlalu lama. Perlu ada terobosan baru menuju pergantian zaman. Hanya saja aku yang awam ini tak tahu apa kira-kira terobosan itu dan zaman baru apa yang akan dihasilkannya. Apakah zaman teknologi canggih, atau malah kembali ke Zaman Sihir?”
“Sebagai Putri Raja yang belum cukup matang untuk berkutat dalam politik, aku hanya bisa menduga-duga saja. Dulu aku pernah mendengar ayahandaku berniat mencanangkan Revolusi Industri untuk menyelamatkan perekonomian Lore. Ini berarti menggugah penemuan-penemuan teknologi baru, penggunaan cara-cara baru yang lebih berhasil dan lebih hemat untuk berproduksi, dan juga perhatian terhadap pelestarian lingkungan dan kesejahteraan manusia. Karena itulah, zaman baru yang akan dihasilkan adalah Zaman Modern yang serba canggih.”
Janet berujar, “Akan tetapi, jika penemuan-penemuan baru itu cenderung mengacu pada penggunaan kembali sihir dan alkimia secara ilmiah, seperti halnya di zaman kejayaan kristal gaib dulu, bukan tak mungkin kita akan kembali ke Zaman Sihir. Everna akan kembali mendekat pada alam, ras-ras manusia ajaib seperti elf, fae, eil dan cei akan bangkit dan kembali lestari, bahkan tersebar di seluruh dunia. Dan kita akan kembali hidup berdampingan dengan mereka, membuat Dunia Everna kembali menjadi dunia gaib kaya warna, tempat berjuta legenda telah dan akan tercipta.”