Sebelum Emily Raine dan teman-temannya larut dalam galau, mereka melihat sekelompok orang lain berjalan dari arah titik tengah hutan. Betapa leganya mereka ketika mengenali sosok-sosok Anne, Hymn dan Janet dalam kelompok itu.
Keempat gadis muda, Anne, Janet, Emily dan Chloe berpelukan dengan air mata bercucuran, mensyukuri kenyataan mereka masih hidup dan bernapas. Namun, air mata mereka juga tertuju pada para gipsi yang telah gugur demi melindungi satu insan penting.
Hanya karena insan itu pantas menjadi pencetus zaman baru.
Hanya karena insan itu telah mengutarakan pidato-pidato yang menggerakkan hati setiap orang yang mendengarkannya.
Hanya karena insan itu adalah Putri Anne Galford.
Pasti dada setiap orang, termasuk Anne sendiri terasa sesak.
Dan air mata hanyalah cerminannya saja.
Segalanya jadi tak terucapkan, kecuali satu pertanyaan yang dilontarkan Emily, “Aku ingin tahu, bagaimana Tuan Putri selamat? Bukankah Robert Chandler dan para musafir lain amat kuat?”
Karena Anne masih terguncang akibat insiden tadi, tugas Janet dan Hymn sebagai saksi mata bergiliran menerangkan garis besar kontak antara Robert dan Anne. Lalu kemunculan Physallis dan reuninya dengan pasangannya, Zephyrantes. Terjadi adu argumen antara Robert dengan Physallis dan Anne. Akhirnya, musafir rekan Robert, Paliades curi menyerang Anne.
“Lantas apa yang terjadi selanjutnya?” tanya Stephen.
“Tanpa terduga, tiba-tiba Robert malah membunuh temannya sendiri, Paliades,” kata Janet. “Lalu, tanpa berkata apa-apa lagi, si pemimpin pasukan musuh melarikan diri dan tak kembali lagi.”
Hymn menambahkan, “Sepeninggal Robert, Zephyrantes pergi bersama Physallis. Keduanya pamit pada kami, dan mereka akan terus tinggal di Hutan Tranvia, menjaga kelestarian para makhluk gaib dan alam sekitar. Kini ada dua unicorn suci di sini.”
“Ya, ini semua berkat Physallis dan Zephyrantes,” kata Anne, akhirnya angkat bicara juga. “Andai Physallis tak memberkati Robert Chandler dahulu kala, entah bagaimana jadinya sekarang.”
Arcel Raine menimpali, “Diberkati Physallis atau tidak, pada hakekatnya Robert Chandler adalah seorang pahlawan besar yang berjiwa ksatria. Aku telah melihat itu di kedalaman jiwanya.
Aku sungguh bersyukur karena Vadis telah memakai kedua unicorn suci untuk menggali segala kepalsuan, mengangkat jati diri sejati Robert ke permukaan. Aku yakin, bila Robert Chandler muncul lagi suatu hari kelak, dia akan berkiprah layaknya dirinya yang sejati, yaitu seorang pahlawan.”