Suara bariton Leslie Cairns membahana sehingga terdengar sampai ke luar ruangan kerjanya, tak perlu menggunakan telepon.
Anne sendiri terlalu terkejut sehingga lupa menutup telinga. Akibatnya, telinganya masih merasakan efek dengungan setelah getaran suara Leslie reda.
Namun, yang langsung menanggapi perintah tersebut bukan petugas keamanan. Seorang pria berambut hitam dengan cepat masuk dengan membanting daun pintu. Ternyata ia Horatio Hymn.
Dengan suara tenor yang lebih merdu daripada suara Leslie, Horatio berseru, “Tunggu dulu, Pak Cairns! Biar aku, Horatio Hymn memberi penjelasan dahulu!”
“Penjelasan apa lagi?!” sergah Leslie. “Jangan coba-coba buat aku percaya pada hal-hal gaib! Itu semua tak ada dalam kamusku!”
“Baik, kalau begitu biar kujelaskan dengan sudut pandang yang berbeda. Bianca Jask sering terlambat, bahkan tidak masuk kantor belakangan ini karena ia sedang terlibat dalam sebuah organisasi kejahatan rahasia, dan mereka sedang merencanakan aksi makar yang paling mengerikan.”
“Tadi Anne berkata aksi makar itu untuk merebut kekuasaan tertinggi Lore dari Raja dan menimbulkan revolusi. Apa itu benar?”
“Entah apa itu benar atau tidak,” jawab Horatio, “yang pasti di balik wajah Bianca yang terkesan lugu, tersimpan banyak kelicikan, tipu daya dan kesadisan tak terduga.”
“Oh, benarkah? Memangnya apa hubunganmu dengan Bianca, hingga kau berani berkata begitu? Seakan-akan kau mengenalnya lebih jauh daripada aku dan mengetahui hal-hal yang aku tak tahu?”
“Itu karena aku adalah mantan kekasih Bianca Jask.”
Leslie diam sejenak, lalu tawanya meledak.
Saat itu pula, sedikitnya empat pria petugas keamanan yang berseragam menyeruak masuk. Salah seorang dari mereka berseru, “Perlu kami giring para tamu sekarang, Pak Cairns?”
Leslie mengangkat telapak tangannya. “Tunggu dulu,” katanya. “Aku ingin mendengarkan penjelasan si rambut hitam itu dulu. Kalian tunggu saja di luar.”
“Siap, Pak!” Keempat petugas keluar dengan teratur, menutup pintu rapat-rapat.
“Nah, lanjutkan penjelasanmu,” kata Leslie pada Hymn.
Sementara Anne hanya duduk terpaku di tempat.