EVERNA Bittersweet Symphony

Andry Chang
Chapter #90

3rd Verse SHARP - Part 2

Tanpa berpanjang-panjang dan tanpa pikir panjang, ketiga insan yang sejatinya bukan petarung itu mulai menaiki tangga dan masuk ke koridor setiap lantai. Kabar baiknya, hasil pelacakan Emily menunjukkan tak ada atau hanya ada dua-tiga orang saja yang bercokol di lantai satu sampai empat, jadi Emily memutuskan untuk mengabaikan mereka dan naik terus ke lantai selanjutnya.

Di lantai lima, Emily mendeteksi panas dari tubuh lebih dari sepuluh orang yang tersebar dalam ruangan-ruangan di kanan-kiri koridor. Koridor itu cukup lebar untuk dilalui tiga orang bersisian.

Dengan mengendap-endap Emily, Stephen dan Leslie maju untuk mengintip ke tiap ruangan, siapa tahu mereka menemukan Bianca dan bisa mengurangi pasukan musuh tanpa banyak resiko.

Di depan ruangan berpenghuni pertama yang terletak di tengah koridor, tiba-tiba ketiga penyusup dikejutkan oleh sejumlah orang, pria dan wanita yang menyeruak keluar dari ruangan-ruangan lain sepanjang koridor.

“Ini jebakan!” teriak Stephen. “Lari!” Refleks, Stephen dan Leslie berbalik dan lari ke arah tangga.

Para musuh mulai memberondong mereka dengan tembakan.

Untunglah Emily cukup cepat merapal perisai sihir, sehingga peluru-peluru musuh memantul dan berjatuhan di lantai.

Stephen sempat melepas satu-dua tembakan yang semuanya meleset. Jadi, memanfaatkan kesempatan dari perisai sihir, ketiga penyusup lari makin dekat ke pintu menuju tangga.

Gilanya, berondongan temakan musuh akhirnya menjebol perisai sihir hingga hancur berkeping-keping. Peluru-peluru mengancam lagi, dan kali ini satu peluru menyerempet pundak Stephen dan pinggang Leslie.

Tak sempat merapal perisai sihir lagi, Emily balas merapal sihir serangan. Jarum-jarum es bermunculan di udara dan mennerjang ke arah para penembak. Tiga musuh yang tak sempat menghindar roboh diterjang jarum runcing, sedangkan dua musuh terserempet atau terluka tidak fatal.

Namun, masih lebih dari lima orang yang berdiri tegak, balas menembak lagi. Kali ini ketiga penyusup mati langkah, tak diberi kesempatan sedikit pun untuk bergerak ke arah pintu.

Emily belum sempat merapal sihir lagi karena masih harus mengumpulkan energi lebih dahulu, dan berondongan peluru lagi-lagi datang. Kecuali memiliki refleks yang luar biasa terlatih, ketiga penyusup hanya bisa pasrah tubuh mereka diterjang peluru. Dengan mata terpejam, tanpa sadar Stephen mengangkat tangan, seolah ingin menahan peluru.

Anehnya, saat berikutnya tak ada satu peluru pun menerpa tubuh Stephen. Yang terdengar adalah seruan, “Poly Razolumine!” dan suara-suara peluru mental.

Stephen memberanikan diri membuka mata, melihat peluru-peluru berserakan di lantai. Tak hanya itu, ia juga melihat lima orang terkapar di lantai koridor, entah masih bernyawa atau tidak.

Lebih terkejut lagi Stephen saat melihat sosok orang yang telah menyelamatkan nyawanya, juga nyawa Emily dan Leslie.

Lihat selengkapnya