Terra Everna, 3950 A.V.
Istana Marlham, Alceste
Ibukota Kerajaan Lore
Delapan belas tahun telah berlalu sejak Daini Natsir pertama kali menjejakkan kakinya di Terra Everna, sebagai pengganti jiwa Putri Anne Immaculata Ulrisse Galford yang melayang.
Kini, Daini sudah menyatu dan menjadi Putri Anne seutuhnya. Bahkan jati diri lamanya sebagai siswi SMA di Indonesia, di Planet Bumi sudah nyaris luruh seluruhnya.
Dua tahun yang lalu, Raja Henry Galford mangkat karena sakit keras. Jelas saja, pewaris terdekat yang naik takhta adalah putri semata wayangnya.
Upacara penobatan Ratu Anne Pertama di Katedral Agung di Alceste berlangsung amat agung nan megah. Semua sahabat Anne hadir, kecuali Arcel Raine dan Chloe Hewitt.
Sungguh sulit dipahami mengapa para musafir antar ranah itu tak hadir saat penobatannya. Namun Anne tak memusingkan itu karena setelahnya, banyak sekali rencana dan urusan kenegaraan yang membanjiri benak dan meja kerjanya.
Untunglah Anne tak sendirian, karena ia dapat berbagi beban teramat berat itu dengan mitra terdekatnya. Orang itu tak lain dan tak bukan adalah pasangan dan suami sah Anne, yaitu Pendamping Ratu, Pangeran Horatio Hymn.
Ternyata, cinta sejati bagi Anne datang tak hanya dari pria yang rela mengorbankan nyawanya bagi Anne, yaitu Trevor Branson. Anne menemukan cinta sejati pula dalam diri Horatio, pria yang mengabdikan seluruh sisa umur hidupnya bagi dirinya.
Karena Anne tak butuh pengasuh lagi, Truly Coltham yang juga pernah mempertaruhkan nyawanya sendiri demi Anne kembali mengabdi, kali ini sebagai dayang pribadi Ratu.
Untuk mewujudkan visi, misi dan rencana besarnya, Sang Ratu yang masih muda bekerjasama dengan Perdana Menteri Lore yang baru, yaitu Jonathan Chastain Wilde. Pria separuh baya yang akrab dipanggil J. C. “Jaycee” Wilde ini berpemikiran progresif, senada dengan Anne. Dengan piawai Jaycee menggerakkan seluruh jajaran pemerintahan, pejabat dan aparatur negara, memajukan Negeri Lore selaras dengan cita-cita luhur Sang Ratu.
Alhasil, di musim semi tahun 3950 A. V. ini, Ratu Anne sudah siap mencanangkan suatu gerakan yang amat revolusioner, hasil persiapan intensif selama dua tahun sejak dinobatkan.
Tepat pada pembukaan Festival Musim Semi Hail’varan, Ratu Anne menyampaikan pidato di hadapan massa publik berjumlah puluhan ribu jiwa yang memenuhi halaman depan Istana Marlham sampai sejauh mata memandang.