EVERNA Musafir Ishmina

Andry Chang
Chapter #35

18 Pertempuran Kota Hadassah - Bagian 3

“Tentu!” Geld menghadapi si sasaran utama. “Sudah lama aku ingin menjajal Sharif El-Fachrazi, pendekar terkuat di Gurun Barat! Mereka salah! Akulah yang layak menyandang gelar itu!”

“Terserah! Kita cari tahu sekarang juga!”

Geld dan Sharif sama-sama menghantamkan serangan. Golok dan kapak mereka beradu, memercikkan bunga api di tiap benturan. Inilah tarung dua jawara yang tak hanya akan menentukan nasib keduanya, tapi juga nasib sebuah kota.

Segala ambisi, kebencian serta dahaga akan kejayaan ditumpahkan Geld lewat rentetan bacokan yang mencecar tenggorokan dan organ-organ penyambung nyawa lawan.

Sebaliknya, ayunan golok Sharif lebih variatif, benaknya berpacu memperhitungkan kekuatan dan membaca pola serangan lawan. Dengan sabar, Sharif menangkis dan bertahan. Sesekali tubuhnya tergores dan tertusuk, namun sedikit luka itu tak ia hiraukan.

“Heh, inikah gaya tarung Sharif yang terkenal? Bertahan sampai darah habis?”

Sharif tak menggubris ejekan Geld itu. Ia melompat ke satu sisi dan mengayunkan goloknya.

Geld berkelit dan balas menusuk, tapi ternyata sabetan golok tadi hanya tipuan. Bilah golok malah meluncur deras ke arah leher dari sisi yang tak terjaga. Terpaksa ia menangkis dengan tenaga seadanya. Akibatnya, ia terdorong lima langkah mundur, baru berdiri mantap lagi.

Tak memberi kesempatan lawan bernapas, golok Sharif kembali mengancam tubuh Geld. Kondisi tubuh yang cukup prima membuat lawan berhasil menangkis, bahkan melompat tinggi dan balas mengayun senjata tegak lurus ke bawah.

Sharif melompat mundur, namun ujung kapak Geld sempat menggores kulit dadanya. “Pengorbanan” itu ditimpali Sharif dengan menyarangkan tendangan berputar di pipi Geld.

Serangan fisik itu tak hanya berhasil merontokkan satu gigi, namun juga harga diri Panglima Sekutu di Ishmina itu.

“Agh! Baik, kau yang memintanya!” Bahkan tanggul emosi Geldpun bobol. “Rasakan banjir murka Nacorian!”

Menyapu tanah dengan kapak, Geld melempar gelombang energi bagai ombak samudera yang menerjang ke arah musuh.

Tentu saja, pengerahan jurus macam itu dikerahkan dengan mengorbankan kecepatan gerakan si pengguna dan menimbulkan semacam jeda dalam serangan itu.

Jeda itu memberi peluang pada Sharif mengumpulkan tenaga. Dengan kecepatan tinggi Sharif mengibaskan goloknya bertubi-tubi, membentuk pertahanan dan menangkal jurus lawan.

Walau demikian, rupanya kekuatan nyata Geld berupa bacokan kapak menyusul bersama energi tadi. Kali ini, giliran tubuh Sharif tersayat dan tergores di sana-sini.

Gawatnya, serangan Geld seperti tak ada habisnya, terus melanda bagai ombak dalam badai. Bergulung dan menghempas hingga segala benda dan makhluk yang dilandanya luluh-lantak.

Lihat selengkapnya