"Kau harus belajar mengendalikan amarahmu," kata Kepala Smith kepada Detektif Jean yang sedang bersandar pada tembok dibalik jeruji besi.
Detektif itu hanya menatap Kepala Smith dengan malas. Sudah ribuan kali pria tua itu sudah mengatakannya.
"Pengacara eksentrik itu yang memulainya dulu. Dia berbicara omong kosong. Mereka harus diselidiki!" Ujar Detektif Jean.
"Kami yang akan mengurusnya. Berhentilah untuk menyelidikinya. Kau bisa keluar dari sini!" sahut Kepala Smith sambil membuka gembok penjara itu.
Detektif Jean hanya menatap Kepala Smith dengan heran.
"Ada seseorang yang menjaminmu," imbuh Kepala Smith.
Detektif Jean semakin heran dengan pernyataan Kepala Smith. Pria itu hanya menuntun Detektif Jean untuk menemui seseorang yang dimaksud.
"Dimana anak itu?" Tanya Detektif Jean tiba-tiba ingat dengan keberadaan Theo.
"Pengacara eksentrik itu yang membawanya," jawab Kepala Smith dengan santainya.
"Apa?!. Kenapa kau membiarkannya?. Mereka sangat berbahaya," kata Detektif Jean mulai khawatir orang-orang itu akan memperlakukan Theo dengan buruk.
"Entah apa yang sudah kau perbuat hingga orang-orang kaya itu mulai memperhatikanmu. Berhentilah membuat masalah!" Sahut Kepala Smith dengan nada sedikit marah.
Mendengar ucapan Kepala Smith membuat Detektif Jean hanya menghela nafas kesal.
"Itu dia orangnya!" Tunjuk Kepala Smith kepada seorang pria yang sedang duduk membelakangi mereka.
Sepertinya, pria itu terlihat familiar. Pria itu tampak sedang berbicara dengan seorang pria lain yang membawa tas berbentuk kotak khas seorang pengacara. Setidaknya pria itu berpakaian normal layaknya pengacara 'waras'. Melihat itu, membuat Detektif Jean teringat dengan pengacara eksentrik menyebalkan itu. Ia bersumpah akan menendang pantat pengacara eksentrik itu jika mereka bertemu lagi. Terlihat pria familiar itu kemudian berdiri dan berjalan menghampiri Detektif Jean. Betapa terkejutnya Detektif Jean ketika melihat pria itu.
Ya, pria bermata aquamarine kemarin.
Ada urusan apakah sehingga pria itu menjamin kebebasannya?. Apa pria itu satu komplotan dengan Roland Watson?. Sungguh banyak pertanyaan sedang berputar di kepalanya. Pastinya Detektif Jean menatap pria itu dengan penuh curiga.
"Terimakasih Ketua Smith atas bantuanmu," kata pria itu sambil menjabat tangan Ketua Smith yang berdiri di samping Detektif Jean.
"Sama-sama Tuan Winston kami sangat menghargai kemurahan hati anda," jawab Ketua Smith dengan senyum terbaiknya. Tidak biasanya pria tua itu terlihat begitu merendah di hadapan orang lain.
Kepala Smith berlalu bersama dengan pria yang membawa tas kotak tadi dan kini hanya menyisahkan Detetktif Jean bersama pria bermata aquamarine itu.
"Apa maumu?" Tanya Detektif Jean tanpa basa-basi.
Pria itu hanya tersenyum kecil mendapatkan respon dingin atas kebaikannya.
"Baiklah, jika kau tidak ingin berbasa-basi aku akan langsung saja mengatakan maksudku," kata pria itu sambil berjalan mendekat ke arah Detektif Jean.
"Bekerja samalah denganku," sambung pria itu dengan nada serius. Mendengar hal itu, Detektif Jean hanya mengernyitkan alisnya tanda tidak mengerti.
"Bongkarlah semua kejahatan yang dilakukan oleh Albert Clark dan dapatkanlah kembali kehormatanmu sebagai seorang detektif!" Jelas pria itu sambil menyodorkan tangannya.
Detektif Jean hanya melihat uluran tangan pria bernama Tuan Winston itu dengan tersenyum kecut.
"Aku sudah tidak tertarik menjadi seorang detektif. Lagipula, kau terlihat 'sangat mampu' untuk membayar ratusan mata-mata sekalipun. Kenapa kau harus repot-repot terlibat masalah dengan orang gila sepertiku?" Jawab Detektif Jean sambil berlalu melewati Tuan Winston begitu saja.
Tuan Winston menyimpan kembali uluran tangannya. Sepertinya, ia tidak masalah dengan perlakuan Detektif Jean.
"Ah... aku lupa, terimakasih atas bantuanmu Tuan Winston," kata Detektif Jean sambil menundukkan sedikit kepalanya tanda berterima kasih. Setidaknya ia masih memiliki sedikit sikap sopan-santun.
"Aku akan membayarmu 1 juta dollar jika kau mau membantuku."
Kata 1 juta dollar berhasil menghentikan langkah detektif itu lebih jauh. Kenapa ia begitu lemah mendengar kata uang. Detektif Jean meneguk air liurnya sendiri mendengar uang sebanyak itu. Ia membalikkan badannya untuk menatap pria itu lagi. Tidak ada raut ragu-ragu dari wajah pria itu. Siapakah tuan tampan ini sehingga sangat mudah mengucapkan ingin mengeluarkan uang 1 juta dollar seperti ingin membeli hot dog di pinggir jalan?. Sejujurnya, Detektif Jean tertarik dengan tawaran itu mengingat uang 100 ribu dollarnya telah hilang dalam satu malam. Detektif Jean mengakui bahwa dia kalah saat ini dari 'Tuan Kaya Raya' itu.
"Aku akan membayarmu 1 juta dollar jika kau berhasil mengalahkan Albert Clark."
***
Kedua pria itu hanya menatap Detektif Jean yang sangat lahap memasukkan satu persatu potongan daging ke dalam mulutnya. Wanita itu tidak menghiraukan sama sekali tatapan kedua pria itu yang tampak mengasihaninya. Ia pasti terlihat seperti seseorang yang sudah tidak makan berhari-hari. Kedua pria itu mengajaknya pergi ke salah satu restoran bintang lima di Manhattan, hal itu tentunya tidak akan disia-siakan oleh Detektif Jean begitu saja. Lihatlah deretan makanan yang tertata rapi diatas meja mereka. Pasti itu ulah dirinya.
"Albert Clark adalah pemilik Richmond Group, mereka menaungi banyak sekali brand fashion termasuk Rochelle," ucap Tuan Winston memecah keheningan.
Detektif Jean masih menikmati hidangannya tanpa melirik sekalipun kearah Tuan Winston.