(。;_;。)
Tring...tring...
Suara alarm mengusik tidur seorang gadis, ia baru bisa tidur dua jam yang lalu. Dengan mata sembab ia bangun lalu beranjak menuju kamar mandi. Rutinitas menangis di setiap malam selalu membuatnya bangun dengan mata yang bengkak. Gadis itu adalah Tania Ayudia.
Hari ini seperti biasanya,pagi hari ia akan berkemas lalu pergi ke sekolah. Setelah pulang sekolah ia akan pergi ke kedai kopi untuk sekedar menenangkan diri.
Setelah dia selesai menyiapkan semua perlengkapan sekolah ia segera keluar dari kamar.
"Ma, Tania sekolah dulu. Doain Tania biar jadi anak sukses ya, Ma."
Tidak ada respon dari mamanya. Mamanya masih tetap fokus kepada majalah yang sedang dibacanya. Tania menghela nafas pasrah. Harapan hanyalah harapan yang belum bisa terwujudkan.
Tania kemudian berpamitan kepada Bu Mina yang sedang membersihkan dapur.
"Bu, Tania sekolah dulu ya. Jangan lupa doain Tania biar jadi orang sukses," ucapnya lalu menyalami dan mencium punggung tangan Bu Mina yang sudah ia anggap ibunya sendiri.
"Iya. Eh, Neng enggak sarapan dulu? Itu udah ibu buatin bubur ayam spesial untuk Neng Tania."
"Enggak Bu, Tania buru-buru soalnya. Bye Bu!"
(。;_;。)
Seperti tahun-tahun sebelumnya, ia selalu berangkat sekolah dengan berjalan kaki. Jarak dari rumah hingga ke sekolahnya tidak terlalu jauh. Suara daun yang bergesekan dan udara pagi yang belum banyak tercemar polusi membuat suasana hatinya menjadi lebih tenang.
Tania berjalan sambil sesekali bersenandung kecil. Saat sedang menyanyikan lagu kesukaannya, tiba-tiba ada sebuah mobil hitam berhenti menghalangi jalannya.
Kemudian seorang cowok dengan rambut sedikit berantakan keluar dari dalam mobil tersebut. Cowok itu berjalan mendekati Tania.
"Lo anak SMA Gerilya?" tanya cowok itu tanpa basabasi.
Tania mengangguk. "Emangnya kenapa?"
"Lo bareng gue!"
"Hah? Bareng kamu?" Tania membeo.
"Gue enggak terima penolakan. 7 menit lagi gerbang sekolah bakal ditutup, kalau lo jalan gue pastiin lo bakal telat."
"Enggak usah, aku enggak mau ngerepotin..."
Belum selesai Tania berbicara tangannya sudah di tarik oleh cowok itu. Tania tidak mengenalnya, namun cowok itu dengan seenak jidat memaksa Tania.
Sesuai dengan yang dikatakan cowok yang sampai sekarang Tania tidak ketahui namanya, tepat saat mobil masuk ke area sekolah, gerbang sekolah langsung ditutup oleh satpam.
Sampai diparkiran Tania langsung keluar dari mobil hitam berlambang kuda berdiri tersebut, namun sebelum itu ia mengucapkan terimakasih kepada sang pemilik mobil.