(。;_;。)
Bel pulang sekolah telah berbunyi 10 menit yang lalu, namun Gamma dan Tania masih belum juga meninggalkan kelas. Padahal murid-murid yang lain sudah berebut keluar kelas saat bel baru berbunyi.
Gamma tertidur limabelas menit sebelum bel pulang sekolah berbunyi. Tania ingin membangunkannya tapi ia merasa tidak tega melihat wajah lelah Gamma. Namun jika dia tidak membangunkannya bagaimana Gamma nanti.
Setelah berfikir cukup lama dan menimbang keputusan akhirnya Tania memberanikan diri untuk membangunkan Gamma. Mulai dari memanggil manggil nama Gamma, kemudian menepuk pelan bahu Gamma, dan mengguncang tubuh Gamma sekuat tenaganya. Semua sia-sia, Gamma masih setia memejamkan matanya.
"Gamma, bangun dong," ucap Tania sambil menyipratkan air ke muka Gamma.
"Emmhh..." Bukannya bangun, Gamma justru membenahkan posisi kepalanya guna mencari posisi yang lebih nyaman.
"KEBAKARAN!!!!" Tania berteriak tepat di telinga kiri Gamma.
Ia sudah menyerah jika menggunakan cara yang normal untuk membangunkan cowok ini.
"AKH, MANAAA?" teriak Gamma panik dengan mata yang belum sepenuhnya terbuka.
"Enggak ada. Aku cuma bohong buat bangunin kamu," jawab Tania seadanya ekspresi polos tanpa dosa.
"Nyebelin lo!"
"Hehe, yaudah aku mau pulang kalau kamu udah bangun,bye!!!" pamit Tania lalu pergi meninggalkan Gamma yang masih belum sepenuhnya sadar.
(。;_;。)
Ting,
Lonceng pintu sebuah kedai kopi berbunyi menandakan ada pengunjung yang masuk.
Kedai kopi yang ukurannya cukup luas dengan nuansa klasik membuat siapapun yang datang pasti akan merasa nyaman. Ditambah lagi pelayan-pelayan kedai yang sangat ramah dengan pengunjung.
Tania memesan cappuccino latte, kemudian ia memilih duduk di kursi yang ada di pojok kanan kedai yang dekat dengan jendela. Tempat itu adalah tempat favorit Tania.

Setelah Tania duduk, ia kemudian mengeluarkan tugas sekolah yang besok harus dikumpulkan. Ia mengerjakan tugas dengan tenang sambil sesekali menyesap cappuccino nya.
Suara kedai kopi yang sedikit riuh membuat konsentrasi Tania sedikit terganggu. Tidak terlalu memusingkan hal itu, ia kembali fokus kepada tugas sekolahnya. Ia harus menyelesaikan tugas sebelum jam enam sore.