Expired Girl Expired Money

daun kecil
Chapter #10

GANTUNG DIRI

Berita duka kembali terdengar dari masjid.

“Mak ada yang meninggal lagi?” tanya Hani, mengawali pembeicaraan setelah berhari-hari ia mogok bicara dengan Emaknya. Diam membuatnya tersiksa sendiri, karena Bu Romlah tak menanggapi aksi mogoknya.

“Iya, kali ini matinya keren.” Ucap Bu Romlah yang baru pulang dari berbelanja.

Jawaban Emaknya memunculkan pertanyaan yang baru. “Keren bagaimana?”

“Mati gantung diri. Padahal masih muda, baru 27 tahun sudah bosan hidup.” Jawab Bu Romlah sambil menyalakan kompor gas, “Istrinya pasti sedih, apalagi anaknya masih kecil.”

“Kenapa gantung diri?” Hani semakin penasaran.

“Masalah ekonomi, istrinya nuntut ini itu. Ya maklum namanya berkeluarga banyak tuntutannya. Ditambah lagi mer-tuanya, yang ikut campur. Bukan memberi solusi malah ngompor-ngomporin setiap hari, nyindir mantunya gak bisa ngidupin keluarga.”

“Emang nggak kerja apa? Kok disindir terus.” Rupanya masalah klise yang jadi penyebab pria malang itu bunuh diri. Batin Hani.

“Ya kerja serabutan, kadang jadi buruh tani, namanya buruh pendapatannya kecil. Apalagi kerjanya hanya nunggu musim tanam sama musim panen. Mana cukup untuk nunjang kebutuhan keluarga.” Jelas Bu Romlah, tampaknya istri Pak Lukman itu mendapat berita saat berbelanja. “Kasihan anak-nya, pulang sekolah pasti nyari bapaknya.”

“Anaknya kelas berapa Mak?”

“Masih kelas satu SD. Sungguh sayang, pikirnya habis mati gak ada masalah lagi apa!”

“Terus bunuh dirinya di mana?”

“Bunuh dirinya di kamar, istrinya yang nemuin. Selesai ngantar anaknya sekolah, ia mbuka kamar. Suaminya sudah tewas gantung diri dengan lidah melet. Dia langsung minta tolong, sudah dipanggilkan dokter juga, dan disuruh menunggu dua jam, ada kemungkinan bisa hidup lagi. Tapi Tarji tetap tewas meninggalkan istri dan anaknya.”

“Pasti istrinya akan ingat terus dengan kejadian itu. Sungguh tragis.” Ucap Hani yang duduk mendengarkan Emaknya bercerita.

“Iya jelas, kabarnya malam sebelum bunuh diri, Tarji sempat bertengkar hebat dengan istri dan mertuanya. Kau tahu penjual nasi goreng yang mangkal di perempatan?”

Lihat selengkapnya