Blurb
Hayu mendapatkan sanjungan tinggi, sapaan hangat, dan segala bentuk penghormatan dari para rakyat Kerajaan Bumantara. Wangsa, pengawalnya, akan selalu berada di belakang, melindunginya dari setiap ancaman.
Eleanor kemudian akan mengejek setiap tingkah-tingkah kecil yang terkadang polos dari Owls yang bertugas menjaganya itu. Setiap masalah yang terjadi di kehidupannya selalu seolah bukan apa-apa dari Eleanor, padahal Owls tahu betapa bahayanya hal-hal tersebut—dan sikap Eleanor tak pernah henti membuat kepalanya sakit.
Meski demikian, Wangsa tak pernah lengah akan setiap ancaman. Semua tak ada yang aneh, sampai Hayu yang tegas dan cenderung dingin itu tiba-tiba melakukan tindakan bodoh. Sementara Owls yang sudah bersiap untuk membalas ocehan-ocehan Eleanor yang selalu mengentengkan segalanya, terdiam saat gadis itu justru memperingatkannya dengan serius untuk jauh lebih waspada.
"Hayu?"
"Eleanor?"
Keduanya bertukar tempat.
"Selamat datang di Gerbang Express! Tidaklah kalian ingin menyapa Penulis yang telah mewarnai semesta masing-masing dari kalian dengan cat air yang pekat dan tajam?"
Ide mengenai pertukaran tempat antara dua orang dari dua semesta berbeda hanyalah sebuah hal klise memuakkan hingga Wangsa dan Owls menyadari bahwa bukan itulah yang benar-benar Penulis inginkan.
Penulis mereka, hanya ingin mencari masalah.
"Apa yang sesungguhnya kau inginkan?!"
Lantas, demi semuanya kembali seperti semula, Hayu dan Eleanor harus mengakui kesalahan besar mereka, sedangkan Wangsa dan Owls harus bertahan dari segala alur cerita yang menyiksa.
Apakah mereka dapat menyelesaikan semuanya sebelum Gerbang Express retak dan selamanya terjebak di semesta yang tak seharusnya dengan dunia yang makin dan makin hancur?