Express Project

Adinda Amalia
Chapter #2

Prologue 02: A Carefree Stubborn, yet Delightful

“Welcome! Welcome to the Sustain Universe!”

Semesta lain yang berjalan di Express Project. Sebuah variasi yang menyegarkan! Tempat yang mungkin lebih familiar bagi pembaca-pembaca. Nikmatilah, bagian lebih lengkap dari Express Project!

Kursi panjang pinggir jalan, nyaris kosong, hanya diisi oleh Eagle seorang diri. Dia mengamati dari kejauhan. Sebuah rumah makan luas, tetapi sederhana dengan etalase makanan di pojok kanan depan dan tiga deret meja panjang bagi pelanggan di sisa ruang. Semuanya hancur oleh sebuah truk pengangkut beton yang meluncur di luar kendali beberapa menit lalu.

Tiga ambulan baru saja berangkat, sirinenya bahkan masih sayup-sayup terdengar. Sementara di lokasi, orang-orang berkumpul. Dan dari sekian manusia itu, tatapan Eagle hanya tertuju kepada seorang gadis lima belas tahun di tengah-tengah mereka.

“Saya ingin solusi sedamai mungkin dapat kita sepakati,” kata Eleanor, satu-satunya yang bicaranya masih tenang ketika orang-orang lain sudah menggebu, bahkan sesekali meninggikan suara.

Alis Eagle berkedut. Beraninya mereka berbicara seperti itu kepada Eleanor.

“Dua orang tewas di lokasi dalam kejadian ini!”

“Saya sangat berduka cita akan hal itu. Meski tidak ada hubungan keluarga, saya meminta maaf mewakili pemuda sopir truk tersebut. Ganti rugi dan santunan sebesar apa pun akan saya berikan agar dapat selesai secara kekeluargaan tanpa perlu pengadilan sehingga urusan ini tidak terlalu panjang.”

Beberapa opini-opini lain masih dilemparkan dengan cepat. Nyawa tak bisa diukur menggunakan besaran uang, katanya. Kepedihan mereka tak bisa dibeli menggunakan nominal berapa pun.

“Lagi pula, mau seberapa menyesal dia, dan seberapa lama dia ditahan, keluarga tidak bisa hidup kembali. Kami sungguh berduka dan meminta maaf. Saya berharap kelapangan hati kalian.”

Eagle sangat ingin menghentikannya, tetapi hanya bisa tetap berada di tempatnya dengan gusar.

Tugas yang diberikan kepadanya adalah membela—datang—ketika Eleanor berada dalam situasi berbahaya atau mengancam. Gadis itu menolak memiliki bodyguard karena tak ingin terlihat mencolok, sehingga ayahnya memberikan opsi penjaga—yang mengawasi dari kejauhan. Di luar itu, mau seberapa tidak setuju Eagle dengan tindakan gadis itu, dia tidak punya wewenang untuk menghentikan.

Agaknya, belum lama semenjak terakhir kali Eagle menunjukkan reaksi serupa. Kemarin malam, dia juga dibuat benar-benar geleng-geleng kepala. Di kota yang gemerlap, terlalu terang, tetapi juga terlalu gelap. Eleanor berhenti di tepi trotoar, dekat garis penyeberangan, hendak menyeberang. Tepat di belakangnya, adalah gang kecil kosong yang begitu gelap.

Di sana, ada seekor anjing dan seseorang yang memegang kamera—memfoto diam-diam Eleanor beberapa detik lalu saat meninggalkan bar dengan seseorang yang kebetulan juga keluar sehingga terlihat seakan-akan berdua. Adegan sangat memalukan untuk seorang putri dari pemimpin Holdsworth Group yang dikenal kerap memberikan beasiswa, sumbangan, bantuan, dan hal mulia lain.

Eagle tiba-tiba datang, berhenti di belakangnya, memandang anjing dan orang itu. Eleanor meliriknya—tatapan penuh rasa percaya yang sangat kuat tak pernah lekang dari gadis itu kepadanya.

“Tetap dalam jangkauanku, Nona.”

Eagle melesat maju, dan tepat saat itu pula, Eleanor lebih memilih untuk menyeberang.

Lihat selengkapnya