Desember, 2017
Mobil ambulan tiba di rumah sakit, dengan semilir angin yang menusuk dan suara petir yang menggelegar. Ambulance stretcher itu didorong menuju ruang ICU oleh empat orang perawat serta dokter lelaki muda di atas ambulance stretcher yang sedang melakukan CPR, pertolongan pertama pada pasien yang jantung dan pernapasannya terhenti.
"Siapkan defibrillator!" Perawat segera membawa defibrillator, alat kejut jantung.
Gel bening dioleskan di dada pasien dan dokter itu memberikan aba-aba.
"Isi 200 joule."
"200 joule clear."
"Menjauh!" Dokter menempelkan alat tersebut ke dada pasien, tapi monitor masih bergaris datar.
"Lagi 300 joule."
"300 joule clear."
"Menjauh."
Nihil. Monitor di samping pasien belum menunjukan irama jika jantung beraktivitas. Ketika garis lurus di monitor berbunyi sangat panjang nan nyaring, semua orang dalam ruangan saling menatap, dokter itu menghembuskan napas.
"Waktu kematian pukul 22.21 malam."
***
Tahun 2020
Namanya Sheina Elfira, cewek dengan sejuta kata-kata menyakitkan itu tengah berjalan santai seorang diri. Jalanan di malam hari yang lenggang dan sepi itu tidak membuatnya khawatir berpikir buruk, matanya senantiasa berkutat pada benda pipih di kedua tangannya, jari-jarinya bergerak lincah di layar ponsel, mengetik sebuah pesan untuk seseorang.
Kelas tambahan di sekolahnya mengharuskan Sheina pulang di malam hari, niatnya urung untuk segera pulang ke rumah, begitu sebuah pesan masuk dari situs miliknya. Langkahnya mendadak terhenti, wajahnya dua kali lebih serius.
Pesan dari °LoeveloX° status: darurat
HEI! CEPAT LAH
Sheina menyipitkan kedua matanya, tidak menyangka akan mendapatkan sebuah pesan darurat.
Ting!Ting! Ting!
Pesan dari °LoeveloX° status darurat
Hei!
Cepat!!
Rasanya aku mau mati, seseorang paling mengerikan.. disini...
Sheina mengetik balasan.
Balasan dari Santa's