14 Maret 2016
Entah mengapa ada hal yang membuat lelaki satu ini begitu mencintai bangun jam delapan pagi. Mungkin, empuk kasur persegi panjang berhasil melenakan tubuh Ervano hingga mentari menjelang. Menggerakkan badan kiri ke kanan merupakan ritual kecil yang mesti dilakukan sebelum menginjak lantai kamar. Belum waktunya mandi. Tapi bukan berarti tak ada kegiatan hari ini. Sekitar jam sebelas tiga puluh, Ervano memiliki jadwal mengajar di kelas menulis hari ini. Ah, masih lama lagi. Mending santai dululah, pikir Ervano sambil melangkah menuju kamar mandi.
Tiada yang lebih menyegarkan selain membasuh wajah dengan segayung air bak. Meskipun udara di Jakarta selalu panas. Mau pagi mau siang atau malam.
Sambil memijit kecil wajahnya yang terdapat bekas jerawat, Ervano menarik penutup tudung saji. Berusaha mengetahui apa yang terdapat di bawah lingkupannya.
Lagi-lagi kosong melompong.