Mengenakan piama biru dengan paduan celana pendek biru, Ervano menekan tombol remote sambil duduk di samping Liane.
“Berikan remote-nya,” ucap Liane sambil mengulurkan tangan pada suaminya. Padahal Ervano baru saja memegang remote selama lima detik. Lima detik.
“Semalam kamu ‘kan sudah pegang remote untuk nonton berita.Sekarang, aku mau nonton film India sama Turki.” Remote itu kini berpindah tangan ke Liane.
Ah, tadinya Ervano ingin menyaksikan siaran sidang kasus pembunuhan Marina yang sedang dalam seru-serunya. Ia berkata seru karena pengadilan negeri Jakarta menghadirkan saksi-saksi ahli bidang psikologi untuk mengungkap kejiwaan Jenita. Tapi semua sirna saat tayangan dramatisasi berlebihan seputar hubungan suami istri dan rumah tangga menghalangi niat menonton persidangan Jenita.
Tak mau berdebat panjang dengan sang istri, Ervano memilih pergi ke kamar tidur. Sebelum merebahkan diri, lelaki itu teringat akan sesuatu yang diberikan bagian administrasi.
Ervano melangkahkan kaki menuju tas hitam yang tergantung di pintu kamar bagian belakang.