19 Desember 2012
Jika direnungkan secara mendalam, sebenarnya tidak ada momen yang benar-benar tepat untuk melakukan suatu kemajuan diri. Ketika ingin memulai langkah pertama untuk berubah, kendala bisa saja datang darimana saja. Dari luar lingkungan maupun diri sendiri. Tapi kendala dari diri sendiri terkadang membuat kita kesulitan menjejakkan langkah pertama. Perlu motivasi kuat dan konsistensi untuk menjejakkan langkah pertama. Tanpa motivasi kuat dan konsistensi, kendala yang sebenarnya sepele, bisa menjadi alasan yang bisa menghancurkan kemajuan itu sendiri.
Dan bicara soal motivasi dan konsistensi, perempuan yang satu ini sudah mempunyai dua hal tersebut. Ia sudah bertekad untuk berbicara dengan penulis novel Last Holiday via Facebook Messanger.
Seusai makan malam perempuan itu langsung menuju kamar. Ia membuka laptop yang sedari pagi tergeletak di atas meja. Begitu laptop menampakkan wallpaper, perempuan itu menancapkan modem ke dalam USB. Saat modem sudah terhubung ke internet, dia membuka shortcut Mozila Firefox lalu mengetik halaman sebuah media sosial.
Sebelumnya perempuan itu agak ragu memulai percakapan dengan seorang penulis yang bisa dikatakan terkenal. Bisa saja sang penulis sedang sibuk membuat workshop atau seminar kepenulisan di sekolah, kampus, toko buku atau tempat-tempat penting lainnya. Hal itu yang sempat membuat dirinya enggan bertanya kepada penulis itu.
Tapi kali ini, dia sudah memiliki motivasi yang menguatkan dirinya, bertanya kepada penulis idolanya itu. Mengetahui seluk beluk teknik menulis yang baik.
Ketika halaman Facebook perempuan itu sudah terlihat, dia mulai menekan tuts keyboard mencari nama penulis yang ia inginkan.
Ini dia, ucap perempuan itu dalam hati begitu nama profil Facebook yang ia cari sudah ditemukan.
Sudah menjadi suatu kelaziman mengucapkan sebuah kata sapaan kepada orang yang belum dikenal.